“Sebenarnya di lapangan sampah sudah jauh berkurang tapi penumpukan masih ada, makanya kita rapatkan ini, salah satunya supaya sebulan sekali kita meng-update kegiatan Citarum ini sampai mana dari tiap sektornya,” ujar Gubernur.
“Hadiah buat Cimahi. Ada sekitar Rp 30-50miliar untuk penanganan sampah yang di sungai, karena ujungnya ke Citarum. Kita harus mendetailkan itu,” ucapnya.
“Tadi (dalam rapat koordinasi), menyepakati caranya (penggunaan dana). Kita sudah menyepakati 80 persen mengatasi sampah di Bandung Raya dan 20 persen di Non-Bandung Raya,” kata Emil.
“Seperti yang telah dilakukan oleh TNI khususnya Kodam III Siliwangi di lapangan dengan kerja keras, sekarang Citarum sudah berubah dibandingkan dengan sebelumnya,” ucap Iwa Karniwa.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi sampah-sampah dari masyarakat yang langsung dibuang ke Citarum,” kata Emil.
Polda Jawa Barat konsisten mengawal program Citarum Harum.
“Citarum itu mengalami banyak kemajuan, oleh stakeholder, pihak-pihak. Semua kami apresiasi apalagi TNI. Dengan kehadiran TNI, itu kemajuan Citarum luar biasa. Jadi tidak betul, jika tidak terapresiasi. Saya mengapresiasi di berbagai kesempatan, dalam pidato selalu memuji,” ungkapnya.
“Saya kira, ilmu ada, anggaran bukan masalah. Kuncinya kepemimpinan, kekompakan, persatuan, supaya satu komando dalam mengurus Citarum,” katanya.
“Target lima tahun benahi Citarum. Tapi dengan kolaborasi mudah- mudahan dalam waktu 3 tahun Citarum bisa jadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat lagi,” tambahnya.
“Di lapangan kita fokuskan penggalian sedimentasi di daerah-daerah yang cenderung potesi banjir rutin tahunan,” ujar Emil.
“Insya Allah dengan teknologi mesin pengeruk sampah dari Pindad itu nanti kondisi yang sudah kita ubah ini akan bertahan selamanya,” tuturnya.
“Dengan ini Gubernur Jabar melantik pasukan Komando Kebersihan Anak di daerah ini dengan tanda ucapan Citarum Harum, Jabar Juara,” ucap Emil.
“Selagi kerusakan lingkungan ini bisa berimplikasi terhadap bencana sosial, maka kita siap membantu. Termasuk, mendukung program Citarum harum,” ujar Mensos Agus.
“Saya sudah melihat sendiri penampungan limbah, pasti tidak akan bisa menampung dengan besarnya pabrik seperti ini,” kata Iriawan.
“Kami kemarin udah koordinasi dengan KPK Bidang Pencegahan, Pak Asep, untuk bisa (pencemaran lingkungan) dimasukkan dalam kategori korupsi. Itu nanti domainnya KPK, kemarin sudah menyampaikan ada ranah ke sana, sehingga nanti akan ada efek jera,” ungkap Iriawan.
