Ferdinand Sebut Jokowi Anak Haram, Ahli ITE Bilang 100 Persen Kena
Ahli UU ITE Prof Henry Subiakto menanggapi cuitan lawas Ferdinand Hutahaean yang menyebut Jokowi anak haram.
Henry Subiakto adalah dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair pada pada 30 April 2016.
Selain aktif mengajar di kampus, Henry Subiakto juga menjabat sebagai Komisaris PT Metra Digital (Telkom Group) pada tahun 2013.
Selain itu, Henry juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Ia tercatat sebagai staf ahli menteri terlama di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Henry Subiakto menjabat staf ahli menteri selama 14 tahun, mulai dari tahun 2007 hingga sekarang.
Ia menjadi staf ahli Menkominfo Prof M Nuh (2007-2009), Tifatul Sembiring (2009-2014), Rudiantara (2014-2019), dan Johnny G. Plate (2019-Sekarang).
Awalnya, Henry diangkat menjadi Ataf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa.
Pada 7 Oktober 2016, Henry diangkat menjadi Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum.
Henry ditunjuk menjadi Ketua Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) pada tahun 2016.
Henry kembali dipercaya menjadi Ketua Subtim I Kajian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) pada Februari 2021.
Subtim I merupakan bagian dari tim yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD melalui Keputusan Menkopolhukam Nomor 22 Tahun 2021.
Tim yang diberi nama Tim Kajian Undang-undang ITE ini bertugas mengkaji Undang-undang ITE yang dianggap multitafsir.
Sejak menjadi staf ahli menteri bidang hukum, Henry Subiakto kerap diundang menjadi saksi ahli dalam persidangan yang menyangkut UU ITE.
Henry Subiakto menamatkan pendidikan dasar di SD Pembangunan 1 pada tahun 1974. Ia menyelesaikan pendidikan di SMPN 8 pada 1979, dan SMA Muhammadiyah 1 pada 1982.
Henry Subiakto merupakan lulusan S1 Universitas Islam Indonesia (UII) dan alumnus jurusan Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1987.
Pada tahun 1996, Henry menyelesaikan pendidikan Pascasarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia (UI).
Henri Subiakto menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Airlangga (Unair) dan meraih gelar doktor pada 2010.
Henry Subiakto pernah menempuh pendidikan di luar negeri. Ia tercatat sebagai alumni PAI London UK.
Saat menempuh pendidikan di Amerika Serikat, Henry pernah ikut demo anti intervensi AS ke Irak.
Ia sempat membagikan fotonya saat ikut demo di depan Gedung Putih Amerika Serikat.
“Kadang perlu mengungkap fakta pada orang yang ucapannya menunjukkan besar kepala seperti Anda. Saya di Washington tak hanya belajar he he tapi ikut demo anti intervensi AS ke Irak. Ini demo di depan White House, saya bersama dengan teman-teman,” kata Henry Subiakto di akun twitternya pada 5 Okt 2020.
Postingan itu merupakan balasan atas sindiran anggota DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon.
“Bedakan antara intelektual organik yang menyuarakan kebenaran dengan intelektual kaleng-kaleng yang menghamba kekuasaan sambil cari peluang jabatan,” begitu sindirian Fadli Zon kepada Henry Subiakto kala itu.
Pada tahun 2003, Henry Subiakto menerima penghargaan dari US Department of State sebagai Curriculum on Journalism.
Pada tahun 2006, Henry Subiakto mengikuti International Fellow, on Short Course of Advance Research for Communication di Edith Cowan University, Perth Australia.
Henry mendapatkan penghargaan sebagai Dosen Teladan pada dan pada tahun 1998.
Dua tahun kemudian, Henry mendapatkan penghargaan British Chevening Award pada tahun 2000.
Itulah profil Henry Subiakto, Guru Besar Unair yang juga Staf Ahli Menkominfo terlama yang dikutip Pojoksatu.id dari berbagai sumber. (one/pojoksatu).
Ahli UU ITE Prof Henry Subiakto menanggapi cuitan lawas Ferdinand Hutahaean yang menyebut Jokowi anak haram.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Prof Henry Subiakto membela Ferdinand Hutaen terkait dengan cuitannya.
Politisi Gerindra Fadli Zon menyindir Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum Henry Subiakto. Fadli menyarankan Prof Henry untuk bisa kuliah lagi.
Staf ahli Menteri Kominfo Prof Henry Subiakto minta maaf karena menyebarkan foto hoaks di akun Twitternya beberapa waktu lalu.
Ini maksudnya Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyindir Prof Henry Subiakto?
Prof Henry Subiakto langsung bercuit soal sosok manusia-manusia di media sosial. Kelompok penyerang juga disinggung
Setelah ramai dugaan unggahan foto dan kalimat hoax, Prof Henry Subiakto umumkan dirinya mundur dari jabatan di pemerintahan
Prof Henry Subiakto menanggapi seruan jihad bakar polres se-Indonesia. Ia menyebut teroris tidak suka Densus 88.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Prof Henry Subiakto menanggapi berita MUI: Sudah Saatnya Densus 88 Dibubarkan,
Prof Henry Subiakto melabeli berita Tempo sebagai jurnalisme ludah lantaran memuat berita dari ucapan Rocky Gerung. Benarkah Henry belum move on?
Staf Ahli Menkominfo Prof Henri Subiakto menyebut berita Tempo.co jurnalisme ludah lantaran didasarkan pada isi otak si pemilik ludah.
POJOKSATU.id, JAKARTA – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Prof Henri Subiakto dihujat warganet lantaran diduga menyindir pemuka…
POJOKSATU.id, JAKARTA – Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Henry Subiakto ribut dengan mantan politisi PAN, Mustofa Nahrawardaya di…
POJOKSATU.id, JAKARTA – Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Henry Subiakto kembali jadi sorotan warganet. Henry Subiakto dihujat lantaran…
POJOKSATU.id, JAKARTA – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika RI Bidang Hukum, Prof Henry Subiakto merasa ucapannya soal kitab suci…