POJOKSATU.id, FILM Indonesia bergenre horor masih menjadi primadona tontotan layar lebar di tahun 2023 ini. Salah satunya yang siap memacu adrenalin adalah film Anak Titipan Setan (ATS) yang tayang mulai 12 Januari 2023.
Film ini merupakan kolaborisasi antara Production House (PH) Jaman Studio, Maxstream, MediaHub dengan Perum Produksi Film Negara (PFN). Melalui model Financing Film antara off taker Maxstream via MediaHub dengan PFN sebagai Financing Film Company.
Kolaborasi antara PFN dengan Maxstream ini merupakan titik awal dari tahap transisi PFN yang dulunya memproduksi sebuah Film dan sekarang menjadi suatu lembaga negara pembiayaan film.
Corporate Secretary Perum Produksi Film Negara (PFN), Rori Hastomo, menjelaskan pihaknya membantu biaya produksi PH yang memiliki dana namun kekurangan dalam pembuatan film.
“Kami membatu PH untuk bisa mewujudkan film tersebut, Secara data tidak ada salahnya dengan film horor, horor ini rating pertama,” ujarnya saat memberikan keterangan kepada awak media, Minggu (15/1/2023), didampingi dua pemeran fim ATS, Gisella Anastasia dan Ingris Widjanarko.
BACA JUGA : Bawa dan Cium Anjing saat Promo Film Balada Si Roy, Abidzar Panen Kritikan Netizen
Soal mengapa pihaknya memilih Anak Titipan Setan, karena film ini tidak hanya menyajikan kehororan tapi juga memiliki pesan moril di alur ceritanya.
“Kenapa memlih ATS, secara data film hohor digemari. Kita juga minta ijin ke dewan pengawas membuat film horor. Film horor ini punya pesan moral bahwa pesugihan itu sampai ke anak cucu, sebagai tumbhalnya. Ini memang terjadi, ini studi kasus salah satu kota di Indonesia (kisah nyata),” ungkapnya.
Rori menjelaskan tidak hanya film horor ATS, ke depan PFN berkomitmen untuk membiayai 10 film lainnya secara matching fund bersama BUMN dan production house (PH). Hal ini sebagai wujud nyata BUMN dalam mendorong ekosistem perfilman Indonesia.
Sementara itu, Anak Titipan Setan yang disutradarai Erwin Arnada bercerita mengenai Putri yang diperankan Gisella Anastasia, yang harus kembali ke kampung halamannya setelah mengetahui ibunya, Susana (Ingrid Widjanarko) jatuh sakit.
BACA JUGA : Selama Ini Menolak Film Genre Horor, Ini Alasan Desy Ratnasari Mau Bermain di Film ‘Bayi Ajaib’
Putri yang pulang membawa anaknya pun harus menemui kenyataan bahwa sang ibu telah bersekutu dengan iblis Jaran Penoleh. Putri pun mau tidak mau harus mengungkap misteri keluarga ini sebelum terjadi masalah yang lebih besar.
Syuting film Anak Titipan Setan memakan waktu 17 hari syuting di sebuah desa kecil bernama Desa Minggir di pinggiran kota Yogyakarta, bertempat di daerah cagar budaya rumah Joglo yang sudah dibangun sejak tahun 1980-an.
Film ini dibintang Gisella Anastasia, Ingrid Widjanarko dan Annisa Hertami serta aktor berbakat Yogyakarta, seperti Ibnu Gundul, Soeyik, Nano Asmorodono dan memperkenalkan pemain cilik Gabriel Bivolaru.
Ingrid Widjanarko yang berperan sebagai Eyang Susana berharap film ini menambah khasanah film yang mengambil dari cerita rakyat. Bahwa masih banyak kisah tradisional yang belum terungkap, salah satunya Jaran Penoleh.
“Masyarakat Indonesia seyogiyanya harus tahu cerita yang ada di Indonesia yang merupakan tradisi dan kekayaan budaya kita masih banyak lagi, diantaranya Ki Jaran Penoleh,” sebut Ingrid.
Sementara itu, Erwin Arnada selaku pemilik cerita asli sekaligus sutradara dan penulis skenario menjelaskan bahwa cerita utama dalam film Anak Titipan Setan terinspirasi dari kisah nyata yang ia temui saat melakukan liputan jurnalistik di daerah Jawa Tengah pada tahun 1994-1995.
“Ketika saya melakukan liputan di daerah Solo-Magetan, saya mendengar cerita tentang jaran penoleh, satu cara pesugihan dengan tumbal berat yaitu menumbalkan keluarga atau anak cucunya setiap 10 tahun sekali. Karena tumbal yang berat inilah, cara pesugihan ini kurang begitu populer. Keunikan cerita ini pun disetujui oleh PFN untuk diangkat ke layar lebar bekerjasama dengan Jaman Studio” jelas Erwin Arnada.
Jaran Penoleh sendiri sebutan Pangeran di Jawa Tengah yang memiliki wajah tampan dan postur tubuh yang bagus, gagah layaknya kuda. Dia juga memiliki kepribadian yang care dengan warganya (suka menoleh ke panggilan warga). Namun, begitu beliau meninggal, makamnya disalahgunakan oleh penjaga kunci makam untuk dijadikan tempat meminta sesuatu atau pesugihan. (nin/pojoksatu)