POJOKSATU.id, PURWAKARTA – Masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta tinggal menghitung bulan, sejumlah elit politik purwakarta mulai membuat manuver persiapkan Bupati pengganti Anne.
Desas – desus ini mulai ramai dari jelang akhir tahun lalu, para elit politik mulai turun secara diam-diam ke masyarakat untuk melihat kondisi dilapangan, calon bupati seperti apa yang diinginkan oleh para pemilih tradisional yang ada di pelosok-pelosok pedesaan.
Selain para pemilih tradisional, para elit politik juga mulai menjajagi keinginan pemilih millenial menginginkan sosok bupati seperti apa, yang akan memimpin Kabupaten Purwakarta.
Selain pemilih tradisional dan pemilih milenial, kemudian juga ada pemilih rasional. Namun para elit politik tidak terlalu menjajagi ke pemilih rasional, karena sehebat apapun elit politik itu bila dipandang tidak rasional maka pemilih rasional ini akan sulit untuk bergabung.
Beberapa elit politik yang telah mendapatkan jawaban dalam penjajagannya ke pemilih tradisional dan millenial, mulai bersiap memetakan kekuatan politiknya untuk menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 2024 yang akan datang.
“Setelah turun langsung ke masyarakat, ada beberapa kriteria penting yang diinginkan oleh masyarakat untuk Bupati selanjutnya. Kriterianya sangat mendasar, kita tidak bisa buka di publik. Jadi kita sembunyikan dulu,” ujar salah satu elit politik yang enggan disebutkan namanya melalui sambungan seluller, Rabu (01/02).
Sementara itu, sejumlah elit partai politik di Kabupaten Purwakarta malam ini berkumpul dalam sebuah pertemuan, yang digelar santai di salah satu tempat makan di Purwakarta.
Walaupun masih ditutupi dengan rapat, tapi bau-bau untuk calon Bupati 2024 yang akan datang sudah mulai tercium santer, kemungkinan besar partai-partai inilah yang akan mensukseskan kembali Bupati yang akan datang.
Hal itu cukup beralasan, karena dalam sejarah ke belakang mencatat selama pemilihan kepala daerah secara langsung para elit partai inilah yang sukses mengusung calon bupati hingga menjadi Bupati.
Salah seorang elit partai yang berkumpul, yaitu ketua DPD Golkar Purwakarta Maula Akbar mengatakan pertemuan tersebut sekadar silaturahmi menjelang tahun politik mulai yang akan dimulai tak lama lagi.
“Kami berkumpul bersilaturahmi saja menjelang tahun politik,” ucap Maula usai pertemuan, Rabu (01/02).
Salah satu agenda silaturahmi tersebut adalah untuk memastikan seluruh partai politik di Purwakarta dalam kondisi solid meskipun berbeda bendera dan warna.
“Kita silaturahmi menyambut tahun politik untuk menciptakan keadaan yang solid dan saling menghargai perbedaan,” ujarnya.
Maula mengatakan, salah satu kesepakatan yang didapat pada pertemuan tersebut adalah untuk menciptakan iklim politik yang kondusif di Kabupaten Purwakarta.
“Dan tentunya kami sepakat untuk melakukan kompetisi secara fair dan tidak menggunakan politik SARA,” katanya.
Disinggung soal kesepakatan lain, Maula mengakui ada beberapa hal. Namun itu semua belum bisa diungkapkan saat ini.
“Ada pembicaraan-pembicaraan khusus, tapi nanti akan disampaikan pada waktunya,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut terlihat hadir sejumlah ketua, pentolan dan senior dari sejumlah partai politik di Kabupaten Purwakarta.
Selain Maula Akbar sebagai Ketua Golkar Purwakarta, tampak hadir Aming selaku Ketua PAN Purwakarta yang juga masih menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta, Ketua Nasdem Purwakarta Luthfi Bamala dan sejumlah nama besar lainnya.
Kemudian turut hadir Ketua PDIP Purwakarta Sutisna, Ketua Berkarya Purwakarta Asep Abdulloh, Ketua Demokrat Purwakarta Asep Chandra atau karib disapa Daseng, Ketua Hanura Purwakarta Priyatna Kusumah alias Kang Yayat dan sejumlah pentolan lainnya seperti Hidayat (PKB), Saeful Bahri (Golkar), Mastur (Demokrat), Ahmad Sanusi (Golkar). (Ade Winanto / pojoksatu)