POJOKSATU.id, BOJONEGORO – Melemahnya daya beli masyarakat terhadap perhiasan jenis emas, membuat sejumlah pengusaha perhiasan mulai beralih memasarkan perunggu.
Seperti diakui Siti Nur Hidayati, karyawan salah satu toko perhiasan Bojonegoro. Diakuinya, pasar perhiasan kurang prospektif.
Hal ini disebabkan konsumen mulai beralih menggunakan aksesoris dari perak dan perunggu.
Alasannya, selain karena modelnya yang bagus, juga harganya relatif terjangkau.
Sementara emas, kata Ida, harganya mahal. Hal ini membuat segmen pasarnya terbatas.
Kemunculan perak dan perunggu, lanjut dia, bisa mengobati kerinduan masyarakat untuk menikmati balutan perhiasan.
Untuk perak sendiri harganya cukup murah, antara Rp 20 ribu per gram. Sedangkan perunggu harganya Rp 25 ribu-35 ribu per gramnya.
Aksesori tersebut pun bisa dijual ataupun di tukar, dengan kerugian tertentu.
Budiono, penjual perhiasan emas di Jalan Kartini, juga membenarkan jika kini konsumen lebih memilih menggunakan aksesori imitasi.
Keberadaan aksesoris tersebut, dikatakannya membuat konsumen memiliki alternatif dalam memilih perhiasan.
Terlebih, meski imitasi bentuk dan modelnya tidak berbeda jauh dengan perhiasan emas asli.
“Harga murah, model bagus,” paparnya.
(bj/rka/haf/faa/JPR/pojoksatu)