POJOKSATU – Hari ini Selasa (6/1/2015) diproyeksi nilai tukar rupiah di perdagangan kembali tertekan. Ini dipicu dari indeks dollar AS secara global yang menguat menjadi sentimen bagi mata uang rupiah.
Meningkatnya harapan keluarnya Yunani dari Zona Euro datang bersamaan dengan jatuhnya inflasi Jerman sehingga terus membawa euro ikut melemah terhadap dollar AS hingga dini hari tadi. Itu juga berlaku pada minyak minyak Brent yang mempertahankan penurunannya.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, baiknya angka penjualan mobil di AS menambah alasan bagi indeks dollar AS untuk naik. Pagi ini ditunggu angka Composite PMI China. Data yang sama untuk Zona Euro serta AS akan diumumkan juga hari ini.
Hampir seluruh mata uang di Asia melemah terhadap dollar AS hingga Senin sore. Rupiah melemah hingga Rp 12.614 per dollar AS sejalan dengan pelemahan IHSG serta SUN. Sentimen positif dari penurunan harga BBM bersubsidi serta harapan neraca fiskal yang lebih baik sama sekali tidak terasa.
“Hari ini rupiah diperkirakan kembali tertekan dengan dollar index yang semakin menguat,” demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia.
Hingga siang ini mata uang rupiah masih bertengger pada Rp12.670 per dollar AS, atau melemah 0,44 persen dibanding penutupan kemarin Rp 12.614. (lya)