Tahun 2018, Angkasa Pura II Incar 5 Bintang dari Skytrax

Tahun 2018, Angkasa Pura II Incar 5 Bintang dari Skytrax.
Tahun 2018, Angkasa Pura II Incar 5 Bintang dari Skytrax.


POJOKSATU.id, Jakarta – Agresifitas sektor pariwisata di tahun 2017 akan terus dikembangkan di tahun depan. Dan Angkasa Pura II sebagai salah satu stakeholder terkait, siap ambil bagian. Raihan lima bintang dari Skytrax menjadi incaran AP II di 2018.

Sertifikasi dari Skytrax atas pelayanan yang baik kepada para penumpang pesawat dan pengunjung bandara akan ditingkatkan. Layanan wisatawan juga ikut digeber.

Seperti diketahui, di tahun 2017, sejumlah bandar udara di bawah naungan AP II mendapat sertifikasi bintang 4 dan bintang 3 dari Skytrax –lembaga independen yang diakui oleh industri transportasi udara global — atas penilaian AirportĀ  Quality Ranking.


“Ada Bandar Udara Internasional Kualanamu yang meraih sertifikasi bintang 4 dan bandara international Soekarno-Hatta meraih sertifikat bintang 3,” ujar President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, Senin (11/12).

Namun dia belum puas. AP II, ujar Awaluddin, menargetkan dua bandara tersebut bisa meraih sertifikasi bintang 5 atau peringkat tertinggi untuk penilaian bandara versi Skytrax.

“Bandara Internasional Kualanamu dan Soekarno-Hatta kami targetkan dapat meraih sertifikasi bintang 5 dari Skytrax seiring dengan pengembangan di dua bandara tersebut,” ujar Awaluddin.

Lalu apa yang sudah dilakukan AP II untuk mencapai target tersebut? Apakah pengembangan hanya untuk Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu?

VP of Service & Facility Performance AP II, KRAT Tommy Ariesdianto mengatakan, AP II sudah melakukan berbagai hal dan pesiapan.

Fokus utamanya adalah dalam commited to service excellent dengan menerapkan Airport Digital Life experience kepada penumpang pesawat dan pengunjung bandara.

“Semuanya mengacu pada standar global. Dalam hal ini adalah komponen-komponen yang dinilai oleh Skytrax,” ujar Tommy.

Pertama adalah pembenahan dan penguatan terhadap airport website. Dimana website harus dapat memberikan informasi penumpang yang lengkap dan jelas.

Website diibaratkan harus dapat memberi informasi yang dapat memberi pemahaman seseorang dari yang sama sekali tidak tahu mengenai bandara menjadi tahu.

“Website harus menampilkan ragam informasi seperti harga transportasi dan jam keberangkatan, tenant-tenant dengan price listnya apa saja. Juga informasi mengenai custom immigration, harus jelas,” ujar Tommy.

Bahasanya pun juga harus beragam. Until signage setidaknya ada lima bahasa yang bisa jadi pilihan. Mulai dari Bahasa Indonesia, Inggris, China, Arab dan Jepang.