POJOKSATU.id, JAKARTA — Ratu Bilqis merupakan legenda yang sering muncul dalam kisah Nabi Sulaiman AS.
Simak kisah Nabi Sulaiman AS dan Ratu Bilqis yang juga diabadikan dalam Al Quran ini.
Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan raja yang saleh. Allah memberi mukjizat kepadanya sehingga dapat memahani bahasa binatang dan menundukkan bangsa jin. Beliau sangat berwibawa dan ditakuti semua anak buahnya.
Suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, binatang, dan para jin. Mereka semua berkumpul memenuhi undangan sang Raja di balai. Semua jenis binatang, besar dan kecil datang menghadiri pertemuan itu. Setelah semua diperiksa, maka Nabi Sulaiman mengetahui bahwa burung Hud-hud ternyata tidak hadir.
Sebenarnya burung hud-hud ini adalah mata-mata pasukan Nabi Sulaiman, yang bertugas mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang apa saja yang patut diketahui oleh Nabi Sulaiman. Melihat keterlambatan burung hud-hud ini, Nabi Sulaiman terlihat agak jengkel sambil bertanya, “Di manakah burung Hud-hud, mengapa belum kelihatan. Padahal tugasnya sangat penting, yakni mencari sumber mata air baru.” Melihat hal ini, semua pasukan yang hadir tidak berani menjawab.
Manakala Raja Sulaiman berhenti bicara, tiba-tiba burung Hud-hud datang. Tampaknya ia habis terbang jauh dan dengan kecepatan tinggi, hingga ia tersengal-sengal
“Wahai Hud-hud, tidakkah kau sadari kesalahanmu. Apakah kau tidak tahu kalau sekarang aku mengadakan pertemuan? Tapi kau datang terlambat!”
“Ampun Wahai Nabi Allah. Sesungguhnya aku baru saja mengadakan perjalanan jauh sampai ke suatu negeri yang engkau tidak pernah mengetahuinya. Negeri ini bernama kerajaan Saba’. Kerajaan ini diperintah oleh seorang wanita. Keadaan negeri ini sangat makmur. Namun sayang, mereka menyembah matahari,” kata burung hud-hud menceritakan pengalamannya.
Tetapi Nabi Sulaiman tidak serta merta mempercayai kabar tersebut. Untuk membuktikan kebenaran dari ucapan burung hud-hud, Nabi Sulaiman menuliskan surat, dan meminta burung hud-hud untuk mengirimkannya kepada sang ratu penguasa negeri Saba yang bernama Balqis.
Karena untuk bisa sampai ke negeri Saba. burung hud-hud harus menerjang hembusan angin yang sangat kencang, maka burung hud-hud meminta kepada Raja Sulaiman untuk membungkus surat itu dalam sampul emas yang tahan terhadap angin. Dan akhirnya terbanglah burung hud-hud menuju negeri Saba.
Tibalah burung hud-hud di negeri Saba. Sesampainya di sana, diam-diam burung hud-hud menjatuhkan surat itu tepat mengenai kepala sang ratu hingga membuatnya terbangun. Ia membuka sampul surat itu dan membacanya.
“Surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya surat berbunyi, ’Dengan Nama Allah, Maha Pemurah dan Maha Penyayang.’ Bahwa janganlah kamu sekalian sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS An-Naml: 30-31).
Setelah membaca surat itu, Ratu Bilqis mengadakan pertemuan dengan para menterinya, untuk membicarakan bagaimana menghadapi sikap raja lain yang berani mencegah kerajaan Saba’ menyembah matahari. Semua itu diperhatikan oleh burung hud-hud tanpa tertinggal sedikitpun, dan ia jadikan sebagai bahan laporan untuk Raja Sulaiman.
Kembalilah burung hud-hud ke Sulaiman. Melihat burung hud-hud kelelahan akibat terbang dalam jarak jauh, Nabi Sulaiman pun menjulurkan tangannya sehingga burung hud-hud bisa hinggap di tangan Nabi Sulaiman. Beliau kemudian berkata, “Hai hud-hud, sampaikanlah laporanmu kepadaku!”
Kemudian burung hud-hud menceritakan semuanya dari mulai sang ratu membuka surat hingga mengumpulkan semua menterinya untuk membicarakan langkah apa yang akan diambil sehubungan surat Nabi Sulaiman tersebut.
Ratu Bilqis Berkunjung ke Istana Nabi Sulaiman
Sebagai ungkapan jalan damai, Ratu Bilqis memberi hadiah yang bagus kepada Nabi Sulaiman melalui utusannya. Namun, Nabi Sulaiman tidak menerimanya karena ia menginginkan Ratu Bilqis dan rakyatnya menyembah Allah semata.
Utusan tersebut menyampaikan kepada ratu bahwa Nabi Sulaiman menolaknya dan memberi tahu bahwa istana Nabi Sulaiman sangatlah megah. Ratu pun penasaran dan hendak mengunjunginya istana tersebut.
Dalam merespon niat kedatangan Ratu Bilqis ke istananya, Nabi Sulaiman menyeru: “Siapa di antara kalian yang dapat memindahkan singgasana Ratu Balqis ke sini sebelum ratu beserta rombongan tiba?”
Jin ifrit dan seorang yang memiliki ilmu gaib bersedia untuk mengabulkan permintaan Nabi Sulaiman tersebut.
Ratu Bilqis Beriman Kepada Allah dan Diperistri Nabi Sulaiman
Setibanya di istana Nabi Sulaiman, Ratu Bilqis tercengang karena istana tersebut jauh lebih megah dari istana yang ia miliki. Ia pun dibuat lebih tercengang saat tahu bahwa singgasananya sudah ada di dalam istana Nabi Sulaiman.
Melihat kemegahan dari istana Nabi Sulaiman, Ratu Bilqis menyadari bahwa kesombongannya selama ini tiada berarti. Ratu Bilqis pun menyerah dan mengaku kalah dari Nabi Sulaiman.
Ratu Bilqis memohon ampun atas kesombongan yang ia miliki dan menuruti Nabi Sulaiman untuk beriman kepada Allah SWT. Ia pun diperistri oleh Nabi Sulaiman dan akhirnya hidup bahagia.
Itulah kisah Nabi Sulaiman AS menaklukan Ratu Bilqis. (ikror/pojoksatu)