Kisah Nabi Palsu Al Aswad al ‘Ansi, Orang Pertama Murtad di Zaman Rasulullah SAW

Ilustrasi Kisah Islami (ist)

POJOKSATU.id, JAKARTA— Al Aswad al ‘Ansi adalah nabi palsu yang muncul di Yaman pada masa akhir kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Al Aswad al ‘Ansi murtad dari agama Islam dan mengaku mendapat nubuwwah atau kenabian. Ia juga menjadi orang pertama yang murtad pada zaman Rasulullah SAW.

Sudah dipastikan bahwa Aswad al-Ansi adalah nabi palsu. Sebab, Rasulullah SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT ke muka bumi. Tidak ada lagi nabi setelahnya.

“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku,” demikian sabda Rasulullah SAW dalam Hadist Riwayat Abu Dawud.


Mengutip berbagai sumber, sebenarnya si nabi palsu Aswad al-Ansi sudah memeluk agama Islam. Namun, setelah Rasulullah SAW wafat, Aswad al-Ansi kembali ke jalan kemurtadannya hingga mengaku sebagai nabi.

Aswad al-Ansi mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat. Lantas ia mencari berbagai cara agar orang-orang di sekitarnya mengakui akan kenabiannya.

Kemampuannya dalam perdukunan jahiliyah ia manfaatkan sebagai modal kenabiannya. Perlahan orang-orang mulai percaya dia adalah nabi, sebab Aswad al-Ansi kerap memenuhi keinginan yang dibutuhkan orang-orang.

Nama Aswad al-Ansi semakin tersohor atas bantuan kelompok terbesar di Yaman, yaitu kabilah Bani Madhaj. Ia mulai memburu pihak-pihak yang menentangnya. Tak tanggung-tanggung, ia berlaku bengis kepada penentangnya.

Salah satu penentang Aswad al-Ansi adalah Abdullah bin Tsuwab atau dikenal dengan Abu Muslim al-Khaulani. Tokoh ini memiliki iman yang kuat sehingga tidak percaya ada nabi setelah Rasulullah SAW.

Sudah geram dengan sikap Abu Muslim al-Khaulani, Aswad al-Ansi memerintahkan prajuritnya untuk mengumpulkan kayu bakar di lapangan Shan’a. Ia berencana membakar Abu Muslim al-Khaulani hidup-hidup.

Abu Muslim al-Khaulani diseret ke lapangan dan api sudah berkobar. Nabi palsu itu kemudian bertanya, “Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah?”

“Benar, Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Dialah Sayyidul mursalin dan penutup para Nabi,” jawab Abu Muslim al-Khaulani.

Abu Muslim al-Khaulani begitu tenang. Sebab, ia sudah mengikhlaskan hidupnya untuk Allah SWT. Sementara Aswad al-Ansi berbanding terbalik, ia mulai naik pitam.

“Apakah engkau bersaksi bahwa aku adalah rasul Allah?” tanya Aswad al-Ansi lagi.

Abu Muslim al-Khaulani menjawab, “Telingaku tersumbat, tak bisa mendengar kata-katamu.”

“Kalau begitu, aku akan mencampakkanmu ke dalam api itu,” ujar Aswad al-Ansi.

Kemudian Abu Muslim al-Khaulani berkata, “Bila engkau membakar aku dengan api dari kayu, engkau akan dibalas dengan api yang bahan bakarnya manusia dan batu-batu, di bawah penjagaan malaikat-malaikat yang perkasa, yang tidak menentang Allah Swt. dan senantiasa mematuhi perintah yang diberikan kepada mereka.”

Aswad al-Ansi beberapa kali bertanya kepada Abu Muslim al-Khaulani tentang Rasulullah SAW diakui sebagai utusan Allah SWT atau tidak.

Abu Muslim al-Khaulani tetap menjawab bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah SWT dan tidak ada lagi Nabi setelahnya.

“Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Allah mengutusnya dengan membawa agama dan petunjuk yang benar. Allah menutup seluruh risalah-Nya dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad,” kata Abu Muslim al-Khaulani.

Tidak menerima jawaban Abu Muslim al-Khaulani, Aswad al-Ansi lantas memerintahkan agar Abu Muslim al-Khaulani segera dicampakkan ke dalam api. Namun, tangan kanannya berusaha mencegahnya.

Lantas pada akhirnya, Abu Muslim al-Khaulani tidak jadi dimasukkan ke dalam api. Nabi palsu ini lalu membebaskan Abu Muslim al-Khaulani. (ikror/pojoksatu)