Kisah Nusaibah, Wanita Pertama Prajurit Rasulullah, Penyelamat Nabi di Perang Uhud

Ilustrasi gambar kisah Nabi Muhammad SAW (net)

POJOKSATU.id, JAKARTA— Pasukan muslim yang gagah berani tidak hanya terdiri dari kaum laki-laki saja.

Bahkan tercatat ada perempuan yang ikut berperang bersama di zaman Rasulullah, dengan berperang membawa pedang di antara pasukan lain.

Nusaibah sepertinya akan mematahkan anggapan hanya laki-laki yang ikut perang. Dia adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Bani Mazim An-Najar dikenal sebagai prajurit Muslimah yang gagah berani dan tak kenal takut.

Perempuan yang bernama lengkap Nasibah binti Ka’ab al-Anshariyah atau disebut dengan seorang Ummu Umarah, ini tercatat dalam sejarah Islam telah menyelamatkan Nabi Muhammad SAW yang saat itu tentara kafir akan membunuhnya.


Saking hebatnya bahkan Rasulullah sendiri menyebut Nusaibah sebagai prajurit terbaik.

Baca Juga :

Kisah Nabi Muhammad Bantu Salman Al Farisi Bebas dari Perbudakan, Berikan Emas Sebesar Telur Ayam

Ia merupakan sosok pahlawan yang tidak pernah absen melaksanakan kewajiban bilamana ada panggilan untuknya. Semua target perjuangannya ditujukan untuk kemuliaan dunia dan akhirat.

Nusaibah binti Ka’ab adalah seorang sahabat wanita yang agung. Ia termasuk satu dari dua wanita yang bergabung dengan 70 orang laki-laki Anshar yang hendak berbaiat kepada Rasulullah dalam Baiat Aqabah Kedua. Pada waktu itu, ia berbaiat bersama suaminya, Zaid bin Ashim, dan dua orang putranya.

Dikisahkan, saat itu di Bukit Uhud, 7 Syawal 3 H atau 22 Maret 625 Masehi ada sekitar 700 tentara Muslim yang dipimpin Nabi Muhammad SAW bertempur melawan 3.000 tentara kafir yang dikomando oleh Abu Sufyan.

Ketika pasukan Muslim hampir meraih kemenangan, ada sebuah pasukan Muslim yang mengabaikan perintah Nabi Muhammad SAW, sehingga kekalahanlah yang didapat.

Pasukan kafir yang memiliki celah, berniat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Namun, melihat pasukan Muslim dalam keadaan terjepit, Nusaibah datang dengan mengangkat pedang dan menghadang laju pasukan kafir yang hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Dialah perempuan pemberani tanpa takut mati.

Sebenarnya, Nusaibah merupakan seorang petugas medis yang bertugas membawakan minuman kepada pasukan laki-laki Muslimin dan mengobati luka-luka mereka.

Tapi, dia datang usai melihat kekacauan yang terjadi pada kaum Muslimin saat itu dan mengetahui Ibnu Qumai’ah yang merupakan bagian dari pasukan kafir hendak membunuh Nabi Muhammad SAW.

Nusaibah merasa geram dan marah, makanya dia datang tanpa rasa takut dengan membawa sebilah pedang untuk menghadang Ibnu Qumai’ah. Tapi, tentu saja kekuatan yang dimiliki oleh seorang Ummu Umarah tidak sebanding dengan Ibnu Qumai’ah.

Dirinya merasa terpojok, namun perempuan perkasa ini tetap berdiri dengan menghiraukan luka-luka yang ada ditubuhnya. Yang ia tahu saat itu hanyalah untuk melindungi Nabi Muhammad SAW.

Usahanya pun tak sia-sia, para pasukan Muslim kembali bangkit untuk menghindari kematian dari pertempuran tersebut. Sehingga Ummu Umarah dan Nabi Muhammad SAW pun selamat.

Dari kisah tersebut Ummu Umarah pun disebut sebagai perisai Nabi Muhammad SAW. Sebab, telah melakukan pengorbanan dan perjuangan besar dalam menjaga keselamatan Nabi Muhammad.

Dalam kehidupan pribadinya, Ummu Umarah memiliki seorang suami yang bernama Ghazyah bin Amru Al-Mazini An-Najari. Dia adalah sosok suami kedua setelah wafatnya suami pertama, yakni Zaid bin Ashim Al-Mazini An-Najjari.

Suami pertamanya wafat karena ikut berperang melawan musuh bersama kaum Muslimin dan Nabi Muhammad SAW. Dari suami pertamanya, Ummu Umarah dikaruniai dua anak laki-laki, Abdullah bin Zaid dan Habib.

Nusaibah telah menunjukkan bahwa dia adalah seorang veteran dalam perang. Semasa hidup, dia sangat setia kepada Nabi Muhammad SAW. Dia juga turut serta dalam Perang Uhud, Hudaibiyah, Hunain, dan Perang Yamamah.

Demikianlah kisah prajurit Muslimah pertama yang berjihad di jalan Allah SWT bersama sang Nabi Muhammad SAW. (nindaagustina/pojoksatu)