Nyelekitnya Nasdem Anggap PDIP is ‘Nothing’ Gegara Anies Baswedan, Koalisi Jokowi Pecah

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali balas PDIP
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali

POJOKSATU.id, JAKARTA – Hubungan PDIP dan Partai Nasdem makin meruncing usai mendeklarasikan Anies Baswedan capres 2024.

PDIP dan Partai Nasdem pun terlibat saling sindir dan perang pernyataan terbuka ke publik.

Padahal kedua parpol itu tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mengusung dan mengantarkan Jokowi sebagai preside di Pilpres 2019 lalu.

Keduanya bersama Partai Golkar, PKB dan PPP, sukses mengantarkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden.


Terbaru, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, ada partai berwarna biru yang lepas dari koalisi pemerintah.

BACA: Seteru Nasdem vs PDIP, Bukti Suhu Politik Memanas Usai Surya Paloh Caplok Anies

Hal itu lantas ditangggapi Waketum Partai Nasdem, Ahmad Ali, juga dengan sindiran tak kalah keras.

Ahmad Ali menyatakan, KIH bukan digerakkan PDIP, melainkan sosok Jokowi yang memang diminati rakyat untuk kembali memimpin Indonesia di periode kedua.

Hasto, kata Ali, semestinya memiliki etika politik yang baik dan menghormati keputusan parpol lain, dalam hal ini Partai Nasdem.

Sebab, Partai Nasdem memilih bersikap tegas untuk mendeklarasikan capres 2024 yang diusung, yakni Anies Baswedan.

“Harusnya Hasto memahami betul bahwa persoalan pencalonan Anies itu dalam kontek kontestasi 2024,” ujar Ahmad Ali dikutip pojoksatu.id dari RMOL, Selasa 11 Oktober 2022.

Anak buah Surya Paloh ini juga menegaskan bahwa PDIP bukan sentral dari KIH maupun yang melahirkan koalisi pemerintahan.

BACA: Hasto Bocorkan Capres-Cawapres PDIP Usai Pertemuan Jokowi dan Megawati, Sudah Bisa Ditebak

“Sebetulnya kita bisa bersama-sama kemarin itu karena Pak Jokowi, bukan karena PDIP,” tegasnya.

“Harusnya koalisi ini dipandang kerjasama politik yang kita lakukan bersama PDIP, Nasdem, di 2014 itu dipersatukan oleh Pak Jokowi,” sambungnya.

Sampai saat ini, lanjut anggota Komisi III DPR RI itu, Nasdem tetap menilai Jokowi merupakan figur yang bisa membawa harapan masyarakat.

“Sayangnya, kita berakhir pada 2024. Itulah kontrak politik yang sudah kita lakukan, Pak Presiden dengan Pak Maruf Amin dan koalisi- koalisinya,” terang dia.

Karena itu, ia mengingatkan PDIP agar menghormati pilihan Partai Nasdem.

BACA: Kabar Buruk Buat Nasdem dan Demokrat, Airlangga-Puan Bisa Bikin Anies-AHY cuma Wacana

Apalagi sampai saat ini, tekan dia, partainya tetap konsisten mendukung Presiden Jokowi.

“Sehingga apa yang disampaikan tanggal 3 Oktober 2022 itu (deklarasi Anies capres Naswedam) adalah kontestasi Pilpres 2024,” terangnya.

“Bukan kemudian untuk tandingan dan merongrong pemerintahan Pak Jokowi,” tandasnya. (AdeGP/pojoksatu)