Pengamat Ini Sebut Anies Sengaja Kapitalisasi Maksimal Formula E Demi Kepentingan Pilpres 2024

Anies Baswedan dan AHY tampak akrab di ajang Formula E (ist)

POJOKSATU.id, JAKARTA— Pengamat politik Dian Permata menyebut Anies Baswedan sengaja mengkapitalisasi maksimal Formula E di Sirkuit Ancol demi kepentingan pencapresan 2024.

Hal itu berkaitan dengan posisi Anies saat ini yang masih menjabat gubernur, namun tak lama lagi Anies akan digantikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pada akhir tahun 2022 ini hingga 2024 nanti.

Artinya, kata Dian, setelah itu Anies Baswedan tidak akan banyak mendapat sorotan media. Terkecuali, setelah tidak lagi menjabat Gubernur, Anies menjadi ketua dari sebuah organisasi besar atau berskala nasional.

“Atau ia mendapatkan ‘durian runtuh’ dicapreskan oleh sebuah partai politik dalam waktu yang berdekatan setelah ia tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI,” kata Dian Permata, Senin (6/6).


“Karena itulah, Anies mengkapitalisasi maksimal di Formula E,” kata Dian.

Menurut Dian, Anies sengaja mempertontonkan kepada publik bahwa dirinya adalah capres yang layak diusung.

Caranya adalah mesra dengan orang yang dianggap potensial mendukung atau menjadi kompetitor di 2024.

“Jika skenario dicapreskan oleh sebuah partai terjadi, maka posisi bargaining politik Anies dan AHY rada seimbang,” katanya.

“Karena Anies membawa dukungan partai politik, sedangkan AHY sudah memegang tiket untuk Pilpres 2024. Di mana dukungan partai menjadi pintu masuk tiket gabungan terusan untuk ikut gelaran Pilpres 2024,” paparnya.

“Karena itu, peluang perkawinan keduanya bisa terjadi,” pungkas Dian.

Peluang “perkawinan” antara Anies Baswedan dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024 mendatang sangat besar.

Salah satu faktornya adalah dua tokoh muda ini sama-sama memiliki kelebihan untuk memenangkan kontestasi.

Dian Permata mengatakan, tidak bisa dipungkiri bahwa Anies Baswedan yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah salah satu calon presiden (capres) yang potensial di Pilpres 2024.

“Elektabilitas Gubernur DKI itu masih berada di garis edar lima besar capres yang diunggulkan via survei. Di data Insis per April 2022 juga menyatakan demikian. Bahwa ia masuk di lima besar capres Pilpres 2024,” ujar Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis) ini.

Hanya saja, kata dosen ilmu politik Universitas Ibnu Chaldun (UIC) ini, peluang Anies untuk tetap mendapatkan panggung politik besar itu tidak banyak.

Karena Anies akan digantikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pada akhir tahun ini hingga 2024.

Sehingga Anies pun mengkapitalisasi secara maksimal Formula E yang digelar di Sirkuit Ancol Jakarta Utara. (ral/rmol/pojoksatu)