Pasir Pantai Pink Labuan Bajo dari Terumbu Karang

Direktur RBG Nihrawati AS pose di pantai pink Labuan Bajo Pulau Komodo.

SERIBU tanya menggelayut dalam hati saat melihat pasir pink di Pantai Pink Labuan Bajo, Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (15/1/2022).

Hamparan pasir di Pantai Pink Labuan Bajo membawa pikiran mengembara. Mencari sepenggal jawaban. Dari mana asal pasir cantik itu? Kenapa bisa berwarna pink?

Kaki pun melangkah. Menapaki butiran pasir pink. Yang terbentang luas. Saya mencoba menggali pasir itu. Mencari tahu apakah di kedalaman pasir masih warna pink. Ternyata semakin dalam semakin pink.

Pasir pink itu bersumber dari organisme homotrema rubrum. Yang memiliki cangkang berwarna pink. Ia tumbuh di bagian bawah terumbu karang.


Spesies itu memiliki cangkang berwarna pink. Terhempas ombak saat mati. Tenggelam di bibir pantai. Menyatu dengan spesies lain. Membentuk pasir berwarna pink.

Warga di Pantai Pink menyebut pasir pink berasal dari terumbu karang berwarna pink. Yang hancur terseret ombak. Serpihannya membentuk pasir pink.

Saya penasaran ingin melihat spesies homotrema rubrum itu. Atau terumbu karang berwarna pink itu. Yang tumbuh di laut pantai Pink Labua Bajo, Pulau Komodo.

Peralatan snorkeling sudah siap. Melingkar di kepala. Membungkus hidung. Agar bisa bernafas saat menyelam. Lewat mulut.

Tubuh mengapung ke laut Pantai Pink Labuan Bajo. Sesekali mengepakkan kaki, seperti gerakan sirip ekor lumba-lumba.

Pandangan tertuju pada terumbu karang. Yang kedalamannya 3-4 meter. Beragam jenis ikan menghiasi alam bawah laut. Menyusup ke celah terumbu karang. Mengitari rumput laut yang menari-nari mengikuti irama gelombang.

Ribuan jenis terumbu karang warna warni tumbuh di dasar laut. Terlihat seperti taman bunga. Warnanya tidak pernah luntur oleh gerusan masa.

Terlalu banyak terumbu karang di situ. Ada yang berwarna hijau, biru, cokelat, dan juga pink.

Tak satu pun yang saya tahu jenis dan namanya. Juga tak tahu mana terumbu karang homotrema rubrum itu. Yang menjadi sumber pasir pink.

Di tengah snorkeling, drone kru Bang HS TV melayang di udara. Memotret, merekam, mengabadikan momen indah di Pantai Pink.

Setelah sejam lebih memanjakan diri di Pantai Pink Labuan Bajo, akhirnya tiba saatnya kembali ke kapal.

Ada niat membawa pasir pink. Memasukkan ke dalam botol. Buat oleh-oleh. Tapi niat itu harus dikubur dalam-dalam. Pasir pink tak boleh dibawa pulang. Begitu pun kerang atau karang.

Pasir pink dan kerang adalah kekayaan hayati Taman Nasional Komodo. Tidak boleh diganggu, dikurangi atau dirusak. Itu sesuai UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Jika nekat mengambil dan membawa pasir pink, kerang, terumbu karang, pasti akan tertahan di Bandara Internasional Komodo, Kabupaten Manggarai Batat. (M Ridwan/bersambung)