POJOKSATU.id, JAKARTA— Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) tampak geram dengan sikap Menkeu Sri Mulyani. Beberapa kali MPR mengundang Sri Mulyani rapat, tidak pernah datang.
“Beberapa kali diundang oleh MPR, bahas anggaran, Sri Mulyani tidak pernah datang,” kata Bamsoet dalam keterangannya diterima Pojoksatu.id, Rabu (1/12/2021).
Menurut politisi Partai Golkar itu, sikap Sri Mulyani tersebut menunjukkan tidak menghargai MPR RI.
“Ini menunjukkan bahwa Sri Mulyani tidak menghargai MPR sebagai lembaga negara,” ujarnya.
Padahal, lanjut Bamsoet, rapat tersebut akan membahas soal refocusing anggaran penanggulangan Covid-19.
“Tetapi setiap diundang tidak hadir Padahal, MPR RI senantiasa mendukung berbagai kinerja pemerintah dalam menangai pandemi Covid-19,” ucapnya.
Karena itu, anak buah Airlangga Hartarto itu mengaku kecewa dengan sikap Sri Mulyani.
Sebelumnya, MPR RI mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencopot Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Alasan MPR mendesak Jokowi mencopot Menkeu karena angganran MPR dipangkas.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPr RI Fadel Muhammad kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/11/2021).
“Alasan diri MPR minta Jokowi memecat Sri Mulyani karena minimnya anggaran MPR RI, padahal saat ini MPR memiliki 10 orang pimpinan,” ujarnya.
Karena itu, Fadel mengusulkan agar Sri Mulyani dicopot dari jabatannya sebagai Menkeu.
“Kita dari pimpinan MPR mengusulkan ke presiden memberhentiksn saudara menteri keuangan,” ucapnya.
Fadel menilai, Sri Mulyani tidak layak lagi menjadi Menkeu karena tidak etik dan tidak cakap melakukan kebijakan negara.
Fadel mengaku, MPR kecewa dengan berbagai sikap Sri Mulyani, terutama terhadap MPR RI.
Bahkan, beberapa teman di kabinet ada yang menyebut ada konflik dengan Menkeu.
“Saya kira menkeu anggap enteng MPR RI, padagal MPR salah satu lembaga negara yang peran penting dalam membangun negara,” ucapnya.
Karena sikap Sri Mulyani itu, Fadel megatakan, pimpinan MPR RI sudah setuju jika Jokowi memberhentikan Sri Mulyani sebagai Menkeu.
“Kita tidak anggap MPR sebagai lembaga negara, dia menyepelekan MPR itu tanggapan temen MPR, diusulkan diberhentikan,” tuturnya.
Kemudian, sambung Fadel, Sri Mulyani juga menjanjikan akan melakukan rapat dengan MPR RI sebanyak 6 kali.
“Sementara yang terealisasi hanya 4 kali. Pimpinan MPR rapat dengan Kemenkeu, sudah ada janj tapi banyak yg batal diilakukan,” tandasnya. (muf/pojoksatu)