POJOKSATU.id, JAKARTA – Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Henry Subiakto ribut dengan mantan politisi PAN, Mustofa Nahrawardaya di media sosial Twitter.
Mustofa mempertanyakan kualitas Henry Subiakto sebagai profesor. Sebaliknya, Henry menyindir Mustofa sebagai orang gagal yang suka nyinyir dan berjiwa rendah.
Mustofa adalah mantan caleg Partai Amanat Nasional atau PAN. Ia menjadi caleg DPR untuk Dapil Jawa Tengah pada 2019 lalu. Namun dia gagal melenggang ke Senayan.
Sebelum bergabung ke PAN, Mustofa Nahrawardaya juga pernah nyaleg lewat PKS pada Pemilu 2014. Saat itu usahanya menjadi anggota dewan juga gagal.
Mustofa juga masuk dalam tim pemenangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Piplres 219. Mutofa ditunjuk sebagai koordinator relawan IT Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo-Sandi. Namun, Prabowo-Sandi gagal menjadi presiden dan wakil presiden.
BACA: Henry Subiakto Sindir Ulama, Mustofa: Guru Besar Kok Kualitasnya Begini
Kegagalan Mustofa menjadi bahan sindiran Henri Subiakto di akun Twitter miliknya, @henrysubiakto, Senin (18/7).
“Orang baik akan bicara baik, mengkritikpun secara baik demi kebaikan. Orang berhasil, menghormati keberhasilan orang dan memotivasi orang lain agar juga berhasil,” kata Henry Subiakto.
Henry menyindir Mustofa Nahrawardaya sebagai orang gagal, nyinyir dan berjiwa rendah.
“Hanya orang gagal & berjiwa rendah yang suka merendahkan orang lain, dan nyinyir terhadap keberhasilan orang @TofaTofa_id,” tandas Henry.
Berawal dari Sindiran Henry Subiakto
Perseteruan Henry Subiakto vs Mustofa Nahrawardaya bermula saat Henry diduga menyindir ulama yang menyebut pandemi Covid-19 merupakan konspirasi global.
“Kita harus serius hindari covid-19. Jangan sekali-sekali ikut halu terakbar abad ini, yaitu pandemi itu konspirasi elit global mencengkeram manusia. Halu itu merusak akal sehat. Kalau akal sudah rusak maka perilaku dan pendapat juga rusak. Semoga kita bisa merawat logika & akal sehat. Amin,” kata Henry Subiakto, dikutip Pojoksatu.id dari akun Twitter miliknya, @henrysubiakto, Minggu (17/7).
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum itu lantas menyoroti peran ulama untuk memajukan bangsa.
“Seandainya para pemuka agama kita mampu mengajarkan ke umat tentang pentingnya kebersihan lingkungan, disiplin antri, solidaritas & toleransi, Indonesia pasti sudah maju,” cetusnya.
Twit Henry Subiakto ini mendapat reaksi keras dari Mustofa Nahrawardaya.
Mustofa Nahrawardaya meretwit cuitan Henri Subiakto. Ia mempertanyakan kualitas Henry Subiakto sebagai guru besar Unair.
“Waduh. Saya sedih baca tweet sampean Prof @henrysubiakto. Sampean ini kayak warga baru aja di Indonesia. Sedih. Guru besar kok kualitasnya begini,” cetus Mustofa Nahrawardaya melalui akun Twitter pribadinya @TofaTofa_id. (one/pojoksatu)