Dihujat Netizen, Prof Henri Subiakto Ngegas Bahas Agama, Ironi Ajaran Dan Perilaku

Prof Henry Subiakto. Twitter/@henrysubiakto

POJOKSATU.id, JAKARTA – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Prof Henri Subiakto dihujat warganet lantaran diduga menyindir pemuka agama di akun Twitter miliknya, @henrysubiakto.

Dalam cuitannya, Henri Subiakto menyebut Indonesia pasti sudah maju jika pemuka agama mampu mengajarkan ke umat tentang pentingnya kebersihan lingkungan, disiplin antri, solidaritas dan toleransi.

Hingga Senin (19/7) pukul 09.40 WIB, cuitan Henri Subiakto pada Minggu (18/7) itu sudah dikomentari 2,2 ribu netter, diretweet 719 kali dan disukai 953 warganet.

“Jadi maksud anda selama ini Indonesia belum maju gara-gara pemuka agama tidak mampu? Kenapa pemuka agama yang dikambinghitamkan? Dimana peran pengelola negara yang dibiayai pajak dari rakyat?,” cetus @teukufarhan mengomentari twit Henri Subiakto.


“Agama dan pemuka agama sudah ada jauh sejak republik ini berdiri, tapi baru di rezim ini agama dan pemuka agama disalahkan oleh orang yang duduk di pemerintahan,” kata @MahaD3w4.

“Di saat pemerintah negara lain jauh berpikir ke depan, elu masih ngoceh hal-hal dasar yang sebenarnya gak usah diributkan,” tambahnya.

BACA: Kualitas Profesornya Dipertanyakan, Henry Subiakto Balas Twit Mustofa, Orang Gagal Suka Nyinyir

Mantan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Mustofa Nahrawardaya turut mengecam twit Henry Subiakto.

“Waduh. Saya sedih baca tweet sampean Prof @henrysubiakto. Sampean ini kayak warga baru aja di Indonesia. Sedih. Guru besar kok kualitasnya begini,” kata Mustofa.

Founder Minigold Indonesia, Bang Edi juga mengomentari twit Henri Subiakto.

Bang Edi melalui akun Twitternya @EdiMahaMG mengatakan, pernyataan Henri Subiakto secara tidak langsung menyinggung NU dan Muhammadiyah.

NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang menjadi tempat berhimpunnya para ulama di Tanah Air.

“Kabarnya pemuka agama ya terbanyak sumbernya dari @nahdlatululama dan @muhammadiyah, secara tidak langsung orang ini ngatain NU dan Muhammadiyah bikin negri ini ga maju. Berani betul,” kata Bang Edi, mengomentari twit Henry Subiakto.

Henri Subiakto Ngegas Bahas Ajaran Dan Perilaku

Setelah dihujat warganet, Henri Subiakto pun mengulas panjang lebar tentang agama, ajaran dan perilaku.

Henri menjelaskan maksud dari cuitannya yang menyebut Indonesia pasti sudah maju jika pemuka agama mampu mengajarkan ke umat tentang pentingnya kebersihan lingkungan, disiplin antri, solidaritas dan toleransi.

“Agama mengajarkan kebersihan bahkan kesucian diri, tapi apakah lingkungan kita yang mayoritasnya agamis, sudah terbiasa bersih, hingga tidak ada lagi orang buang sampah sembarangan? Karena tingginya keimanan dan kepatuhan mengikuti ajaran agama?,” tanya Henri Subiakto.

Menurut Henri, agama mengajarkan kedisiplinan dan kejujuran. Fakatanya, tidak semua orang yang religius disiplin dan jujur.

“Agama juga mengajarkan kedisiplinan, bahkan ibadahpun sebenarnya adalah laku kedisiplinan dan kejujuran. Apakah mayoritas rakyat kita yang religius ini juga sudah sangat disiplin dan jujur sebagaimana ajaran agama kita?,” kata Henri.

“Itu hanya dua contoh, sebenarnya masih banyak ironi antara ajaran yang baik dan perilaku yang berbeda. Di situlah kemudian muncul pernyataan, seandainya pendidikan agama (dengan para tokohnya) & pendidikan-pendidikan lain ini berhasil, maka masalah sosial pasti sudah selesai dan kita pun lebih maju,” tegas Henri.

“Bukan sebaliknya, ironi-ironi antara ajaran dan kenyataan itu sendiri justru malah semakin banyak. Ini bukan menyalahkan tapi menyoroti persoalan yang tidak kita inginkan, dan harus kita selesaikan sebagai persoalan bersama,” pungkas Henri Subiakto.

Sebelumnya, Henri Subiakto menyindir pernyataan pemuka agama yang menyebut pandemi Covid-19 merupakan konspirasi elit global.

“Kita harus serius hindari covid-19. Jangan sekali-sekali ikut halu terakbar abad ini, yaitu pandemi itu konspirasi elit global mencengkeram manusia. Halu itu merusak akal sehat,” kata Henry Subiakto, dikutip Pojoksatu.id dari akun Twitter miliknya, @henrysubiakto, Minggu (17/7).

“Kalau akal sudah rusak maka perilaku dan pendapat juga rusak. Semoga kita bisa merawat logika & akal sehat. Amin,” sambungnya.

Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum itu lantas menyoroti peran pemuka agama dalam memajukan bangsa.

“Seandainya para pemuka agama kita mampu mengajarkan ke umat tentang pentingnya kebersihan lingkungan, disiplin antri, solidaritas & toleransi, Indonesia pasti sudah maju,” tandas Henri Subiakto. (one/pojoksatu)