Seluruh pasien yang terlibat uji klinis tersebut adalah prajurit TNI-AD yang tengah menempuh pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa), Bandung, Jawa Barat.
Bulan lalu, lebih dari seribu siswa Secapa dinyatakan positif Covid-19.
Itu menjadikan Secapa sebagai klaster baru penularan Covid-19 di Kota Kembang. Totalnya mencapai 1.308 orang.
Nasih pun mengapresiasi TNI-AD dan BIN yang memberikan akses kepada Unair untuk melaksanakan uji klinis terhadap ratusan pasien di Secapa.
“Ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia,” kata guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair itu.
Tiga kombinasi obat yang diuji klinis Unair terdiri atas lopinavir/ritonavir dan azithromycin, lopinavir/ritonavir dan doxycycline, serta hydroxychloroquine dan azithromycin.
Menurut Nasih, obat-obat itu secara tunggal sudah dipakai peneliti di berbagai negara.
“Yang ternyata setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik,” bebernya.
Efektivitas obat Covid-19 yang ditemukan, kata dia, ada yang mencapai 98 persen.
Angka itu membuat pihaknya semakin yakin bahwa kerja sama Unair dengan TNI-AD dan BIN tidak percuma.
“Tidak ada celah yang kemudian bisa menghalangi (obat) ini untuk berlanjut pada proses berikutnya (produksi massal),” tegasnya.
Hasil uji klinis yang dilakukan menunjukkan bahwa obat Covid-19 itu siap dipakai kepada pasien yang tertular virus SARS-CoV-2.
Baik yang masuk kategori ringan, sedang, maupun berat.