Karena itu, ia berpesan agar logo tersebut dilihat dari sisi keindagan dan kebersamaan yang dibangun.
Juga, agar menjauhkan diri dari pikiran-pikiran penuh dengan kecurigaan serta kebencian.
Desain logo itu, kata Ngabalin, untuk mendorong komitmen dari nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, juga nilai-nilai luhur kebersamaan, semangat kebinekaan dan persatuan di usia NKRI yang ke-75.
“Jadi, semua diksi dan narasi yang menyesatkan umat dan rakyat itu tidak boleh lagi beredar di mana-mana,”
“Saya perlu melakukan klarifikasi ini supaya tidak boleh lagi ada yang memberikan satu nilai tersendiri atau pengertian bahwa logo ini berbentuk salib,” tegasnya.
Dia pun memberi maklumat agar saudara-saudara muslim jangan mengganggu suasana batin dari saudara-saudara dari umat nasrani.
Sebab, di Indonesia ada beragam agama yang dianut masyarakat.
“Kita punya negeri ini, kita hidup sama-sama. Kita harus menentang yang namanya intoleransi. Dari semangat kebersamaan itu menjadi penting,” jelasnya.
Dalam video itu, Ngabalin juga menunjukkan bentuk logo HUT RI yang resmi dikeluarkan dari Kantor Staf Presiden.
“Kalau dia dalam bentuk horizontal, seperti ini. Tetapi kalau Anda jadikan dia dalam bentuk vertikal, nah pasti berbentuk seperti yang ada di kepalamu (salib). Gitu lho. Jangan begitu,” pintanya.
Karena itu, ia menekankan agar semangat kebersamaan di tengah masyarakat harus dibangun.
Terlebih di suasana pandemi Covid-10 di mana imunitas juga harus dijaga.
Politisi asal Papua ini lantas menyampaikan analogi untuk meluruskan anggapan salah itu.