Sebagai alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP), kata Sri Puguh, dirinya merasa bahagia diberi kesempatan memimpin Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Namun, dirinya mengaku sedih lantaran belum bisa optimal saat memimpin Ditjen PAS.
“Saya menghormati dan perempuan hanya saya sedih. Saya kok enggak bisa maksimal bekerja,” ucap Sri Puguh.
Kendati demikian, dia merasa sangat bangga memimpin Ditjen PAS.
Advertisement
Sebab, sebagai seorang perempuan yang feminim tidak mudah untuk memimpin Ditjen PAS yang sangat kompleks.
“Karena saya sudah duduk di sini. Enggak semua alumni bisa. Sebagi perempuan pertama bisa menduduki posisi Dirjen,” tuturnya.
“Saya bersyukur banget diberi kesempatan,” jelas Sri Puguh.
—Download aplikasi PojokSatu.id, klik di sini—