POJOKSATU.id, JAKARTA – Nama Benny Wenda mendadak ramai diperbincangkan setelah sebelumnya disebut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai pihak asing dalam kerusuhan Papua.
Kali ini nama Benny Wenda kembali disebut oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
JK sendiri mengakui ada campur tangan pihak asing dalam kerusuhan yang terjadi di Bumi Cendrawasih itu.
Akan tetapi, JK menegaskan bahwa pihak asing dimaksud bukan merujuk pada suatu negara.
“Asing mungkin iya. Bukan negara. Bedakan asing dan negara,” kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019).
Salah satu yang disinggung JK kemudian adalah empat warga negara Australia yang kedapatan ikut dalam aksi menuntut referendum Papua di Kabupaten Sorong.
JK lantas menyebut namaBenny Wenda yang diduga merupakan ‘pihak asing’ dimaksud dalam kerusuhan Papua dan Papua Barat.

“Benny Wenda di Inggris itu memberi instruksi atau apa, dia kan bukan warga Indonesia tapi sudah warga Inggris,” bebernya.
Meski tak langsung menunjuk jari kepada Benny Wenda, tapi JK memastikan bahwa hal itu sudah berarti campur tangan pihak asing.
“Orang asing juga berarti itu campur tangan (asing),” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Benny Wenda sebagai pihak asing yang terlibat dalam kerusuhan Papua.
“Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu,” kata Moeldoko di Jakarta, Senin (2/9).
Mantan Panglima TNI itu menyatakan, Benny berperan dalam memobilisasi massa dan menyebarkan informasi hoax.
“Itu yang dia lakukan di Australia lah, di Inggris lah,” bebernya.
Untuk diketahui, Benny Wenda tercatat pernah mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan seluruh masyarakat Papua tak mengikuti upacara Kemerdekaan RI 17 Agustus.
“Saya memang mengeluarkan surat edaran beberapa pekan sebelum selebrasi kemerdekaan Indonesia. Isinya menyerukan kepada rakyat Papua supaya tidak ikut upacara,” katanya dikutip PojokSatu.id dari Majalan Tempo edisi 2-8 September 2019.
Dirinya membantah menjadi aktor di balik kerusuhan di tanah kelahirannya itu.
“Aksi di Surabaya yang merembet ke Papua itu spontanitas saja. Rakyat Papua yang bergerak,” katanya.
Akan tetapi, ia menyebut bahwa peristiwa di asrama mahasiswa Papua di Surbaya itu adalah momen tepat sebagai pijakan menuju kemerdekaan Papua.
“Saya sudah tahu akan ada waktunya. Ini momentum yang paling ditunggu,”
“Sentimen (kemerdekaan) sudah lama hidup. Bangsa Papua bersatu karena momentum ini,” katanya.
Benny mengaku akan kembali pulang ke tanah kelahirannya dan memimpin Papua jika ada agenda referendum.
Untuk diketahui, Benny Wenda adalah Ketua Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat.
Ia didakwa atas tuduhan mengerahkan massa untuk membakar kantor polisi pada 2002 dan divonis penjara 25 tahun penjara.
Akan tetapi pada 2003 ia melarikan diri dan mencari suaka politik dari Inggris pada 2003 yang kini menjadi tempat tinggalnya.