Berkat Jokowi, Isu Gempa 9,0 SR dan Tsunami 20 Meter Tak Lagi Ditutupi

Tsunami 20 meter di Pantai Selatan Jawa
Tsunami

POJOKSATU.id, JAKARTA – Potensi gempa 9,0 SR dan tsunami 20 meter merupakan ancaman nyata bagi rakyat Indonesia, khususnya yang tinggal di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Potensi gempa yang sering disebut gempa Megathrust ini tak lagi ditutup-tutupi berkat Presiden Joko Widodo.

Jokowi memerintahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) buka-bukaan soal gempa.

Jokowi tak bermaksud untuk meresahkan masyarakat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin agar masyarakat teredukasi soal gempa Megathrust.


“Kita harus secara besar-besaran memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa daerah kita memang rawan bencana,” kata Jokowi dalam acara Rakornas BMKG di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019).

Jokowi berharap masyarakat sadar bahwa mereka tinggal di wilayah yang memang berpotensi terjadi gempa dan bencana lanjutannya.

Jokowi pun mencontohkan adanya potensi gempa megathrust di wilayah Indonesia. Bagi Jokowi, informasi seperti itu perlu disikapi dengan bijak.

“Seperti kemarin agak ramai potensi megathrust. Sampaikan apa adanya, memang ada potensi kok,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, penjelasan BMKG terkait potensi gempa megathrust bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih waspada. Bukan untuk menakut-nakuti.

“Sampaikan dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Itu edukasi, memberikan pelajaran kepada masyarakat. Lama-lama kita akan terbiasa,” kata Jokowi.

Apa Itu Gempa Megathrust?

Gempa megathrust berasal dari apa yang disebut zona megathrust, yaitu zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Berdasarkan ciri-cirinya, lempeng bumi dibagi menjadi dua: lempeng samudera dan lempeng benua. Lempeng benua lebih tipis dari lempeng samudera sehingga saat keduanya bertumbukan. Lempeng samudera bisa masuk ke dalam lempeng benua yang bagian atasnya adalah Pulau Jawa. Hal itu akan menyebabkan guncangan yang sangat besar.

Berdasarkan Peta Sumber Gempa Nasional 2017 yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), zona yang berpotensi memunculkan gempa megathrust di Jawa berada di tiga lokasi, yaitu wilayah perairan Selat Sunda, wilayah selatan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah serta segmen Jawa Timur-Bali.

Zona gempa itu menyimpan potensi gempa besar karena energi dari gesekan dua lempeng itu masih tersimpan.

Kekuatan gempa di zona tersebut mencapai 8,6 hingga 9,0 skala richter dan menyebabkan tsunami.

BMKG mengakui ancaman gempa besar atau megathrust tersebut. Bahkan, BMKG telah melakukan langkah antisipasi dengan simulasi gempa di berbagai wilayah.

“Semua potensi gempa bumi sudah kami simulasikan apabila gempanya di Nias, di Mentawai, Pulau Enggano, semua sudah kami modelkan kira-kira kalau gempa (megathrust) itu terjadi,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8).

Tsunami 20 Meter

Sebelumnya, pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengatakan, potensi gempa 8,8 dan tsunami setinggi 20 meter diprakirakan menerjang pesisir pantai selatan Jawa.

Daerah yang berpotensi terkena dampak gelombang tsunami jika terjadi gempa besar di pantai selatan Jawa, terutama di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu dari Cilacap hingga ke Jawa Timur.

“Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang (pantai) selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda. Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8,” ucap Widjo dalam konferensi pers di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Rabu, 18 Juli 2019.

(one/pojoksatu)