POJOKSATU.id, Paris – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat berkomitmen menjaga proses serta membuat berbagai langkah strategis guna mengakselerasi investasi di Jawa Barat. Hal tersebut tercermin dalam Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) 2019 di London maupun Paris.
Menurut Sekretaris Daerah Iwa Karniwa, guna menjaga kepercayaan investor luar negeri, pihaknya akan merespons permasalahan dengan cepat. Salah satu langkahnya adalah menggandeng dinas-dinas terkait untuk merumuskan penyelesaiannya.
“Pemdaprov Jawa Barat, Pak Gubernur (Ridwan Kamil), Wakil Gubernur (Uu Ruzhanul Ulum), dan saya, berkomitmen menjaga investasi ini agar akselerasinya lebih cepat,” ucapnya usai IIIF 2019 di Auditorium MEDEF Paris, Prancis, Kamis (4/7/2019).
“Apabila ada kesulitan, kami akan terjun langsung sebagai Sekda bersama-sama dari dinas-dinas terkait. Apabila semua permasalahan terselesaikan, maka kepercayaan investor (luar negeri dan dalam negeri) pun semakin meningkat,” lanjutnya.
Selama IIIF 2019, Pemdaprov Jawa Barat mampu menarik minat investor luar negeri. Di London, misalnya, Cross Rail International, One Work, dan Basque Trade –investor dari Spanyol yang berkantor di London, sudah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Jawa Barat.
Pun demikian dengan beberapa perusahaan multinasional dan internasional asal Prancis, seperti POMA SAS, SNCF Mobilities, dan Agency Franqaise de Development, yang juga berminat untuk melakukan investasi di Tanah Pasundan.
Ketertarikan para investor tersebut bukan tanpa alasan. Pada kuartal pertama tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 5,5 persen. Persentase tersebut di atas rata-rata Pertumbuhan Ekonomi (PE) Nasional, yakni 5,18 persen.
Infrastruktur di Jawa Barat pun, dengan keberadaan 5 Bandar Udara dan 9 Pelabuhan, mendukung roda investasi untuk terus berputar. Tidak mengherankan apabila Jawa Barat menyumbang kontribusi ekspor tertinggi nasional dengan realisasi investasi 16,2 persen dan kontribusi sektor manufaktur 24,4 persen.
Skema kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang memungkinkan pihak swasta berkolaborasi langsung dengan Pemerintah Daerah dalam mengerjakan suatu proyek semakin memikat calon investor untuk berinvestasi di Jawa Barat.
Selain itu, proyek pembangunan di Jawa Barat, khususnya di bidang transportasi, berhasil menarik minat para investor luar negeri, seperti kerja sama pengembangan Segitiga Rebana, LRT/Monorail Bandung Raya, dan Aerocity BIJB Kertajati.
Dalam IIIF 2019, kata Iwa, pihaknya memaparkan potensi-potensi Segitiga Rebana yang merupakan pusat perkembangan baru di masa depan, dengan potensi ekonomi yang sangat tinggi.
“Potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam waktu tertentu bisa sampai 10 persen, ini yang luar bisa yang perlu dorongan terus dengan luas kawasan mencapai 54 ribu hektar. Ini potensial untuk dikembangkan beserta penyerapan tenaga kerja mengurangi pengangguran dan mengurangi kemiskinan,” katanya.
Iwa juga menjelaskan pembangunan transportasi yang terintegrasi di Bandung Raya meliputi Kota Bandung , Kota Cimahi, Kab. Bandung , Kab. Bandung Barat, Sumedang dan sebagian Garut. “Pola pembangunan ke depan adalah pola pembangunan yang berkesinambungan terstruktur dan sistemik,” katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni Joewono mengatakan bahwa para investor yang sudah menyatakan minatnya akan diundang dalam West Java Investment Forum (WJIF) 2019 pada Oktober mendatang di Kota Bandung.
Doni pun berharap kehadiran investor dalam WJIF nanti dapat berjalan optimal dan menghasilkan komitmen yang bisa diimplementasikan. Sejatinya, hasil dari IIIF 2019 akan ditindaklanjuti Pemdaprov Jawa Barat dalam WJIF.
“Jadi ini lah (contoh) salah satu kerja nyata. Diharapkan bisa berjalan dengan baik dan berharap para investor datang. Tidak hanya konsumsi tumbuh, tetapi juga investasi datang,” kata Doni.