POJOKSATU.id, JAKARTA – Presidium Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Ratna Sarumpaet dilarang menginjakkan kakinya di Batam, Minggu (16/9) siang kemarin.
Kedatangan Ratna itu diadang oleh sejumlah massa dari Barisan Cinta Damai Kota Batam di Bandara Hang Nadim.
Atas penolakan dirinya itu, Ratna mengaku kesal dan mempertanyakan penolakan dirinya. Padahal ia mengaku tak berpenyakitan dan bukan seorang teroris.
“Kenapa saya tidak boleh turun di Batam? Apakah saya penyakitan? Apakah ada penyakit menular di tubuh saya? Apakah saya teroris, apakah saya ada tindakan kriminal yang saya lakukan? Buktikan dong,” ujar Ratna kesal saat jumpa pers di Bandara Hang Nadim.
BACA:
Gila! 3 Anggota DPRD Persekusi Warga, Paksa Buka Baju #2019GantiPresiden
Viral, Video 3 Anggota DPRD Paksa Warga Buka Kaos #2019GantiPresiden, Khilafah Taik
Atas penolakannya itu, ia mengaku diperlakukan polisi tidak adil.
Aparat kepolisian lebih melindungi hak orang yang menolak dia masuk Batam dengan alasan yang terkesan dibuat-buat, ketimbang melindungi haknya menghadiri acara silaturahmi dan diskusi GSI.
“Saya tidak bawa orang, saya cuma sendiri. Saya tidak ngerti mau sampai kapan kita dibuat begini. Saya pun tidak heran banyak rakyat sekarang yang menginginkan ganti presiden,” ujar Ratna.
Sementara, Kapolresta Barelang Kombes Hengki menjelaskan, tidak jadinya Ratna Sarumpaet menjalankan kegiatannya di Batam, karena gelombang penolakan dari berbagai pihak.
BACA:
CBA Curiga Dana Asian Games Mengalir ke Pilpres, KPK Harus Gandeng BPK
Sebar Video Demo Rusuh, Polisi Tangkap Laskar FPI
Habib Rizieq Akhirnya Bersikap, PKS Yakin Hasil Ijtima Ulama II Dipatuhi Umat
Upaya kepolisian murni karena pertimbangan kondusivitas keadaan Batam.
Pihak kepolisian mengambil langkah terbaik dengan mempercepat kunjungan Ratna. Dia hanya berada di Bandara Hang Nadim saja sekitar tiga jam.