POJOKSATU.id,BOGOR-Tim gabungan pogram studi agroteknologi Universitas Nusa Bangsa dengan Badan Litbang Kementan RI yang diketuai Dr.Ir. Andi Masnang, M.Si, melakukan riset mengenai teknologi konservasi pada lahan kering berlereng.
Dasar dari penelitian ini adalah, pada lahan kering berlereng cenderung menyebabkan aliran permukaan erosi yang dalam jangka panjang bahkan jangka pendek akan menurunkan tingkat kesuburan tanah.
Aliran permukaan ini juga akan menyebabkan pemupukan yang dilakukan petani menjadi tidak efektif karena pupuk justru hilang terangkut melalui aliran permukaan.
Untuk mengurangi jumlah aliran permukaan dan erosi, maka tindakan konservasi tanah dan air yang dapat dilakukan adalah dengan teknologi rorak.
Dengan pemotongan panjang lereng melalui pembuatan rorak, jumlah aliran permukaan berkurang karena sebagian aliran permukaan masuk kedalam rorak, sehingga sedimen yang tertangkap dapat dikembalikan ke lahan, selain itu rorak dapat meningkatkan kandungan air dalam tanah.
Menurut Andi Masang, penelitian ini dilakukan karena petani cenderung enggan mengaplikasikan rorak karena akan mengurangi luas lahan untuk tanam.
Atas dasar itulah, kata Andi, tim berusaha mengitegrasikan teknologi rorak, bioteknologi dan vertical planting, dimana petani mau melakukan tindakan konservasi lahan diiringi peningkatan produktivitas tanamannya.
“Sehingga diharapkan petani berminat menerapkan teknologi konservasi tanah dan air yang sekaligus dapat meningkatkan pendapatannya,” terangnya.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, mengindikasikan bahwa implementasi rorak dapat mengendalikan aliran permukaan sampai dibawah 7.0 % dari curah hujan, yang berarti bahwa aliran permukaan yang terjadi lebih rendah dari petak kontrol (tanpa rorak) sehingga lebih dapat menyimpan air atau lebih baik terhadap keamanan lingkungan.
Selain itu, perlakuan rorak secara tunggal maupun yang diintegrasikan dengan mulsa/serasah, biopori, tanaman vertikal maupun kombinasi ketiganya sama baiknya dalam mengendalikan aliran permukaan dan menurunkan erosi.
Selain itu, dengan menggunakan teknologi rorak ini mampu meningkatkan hasil panen dibandingkan kontrol/tanpa perlakuan rorak.
Pembinaan dan penyuluhan dilakukan kepada petani secara rutin mulai 23 Oktober 2017 sampai Oktober 2018. Pembinaan dilaksanakan oleh Dr.Ir. Andi Masnang,M.Si. selaku ketua beserta anggota tim Dr.Ir. Umi Haryati, Ir.Asmanur Jannah,M.Si., Ir. Aisyah,MP dan Reny Andriyanty,SP., M. Si.
Materi penyuluhan mengenai teknologi rorak ini dilakukan dengan berbagai macam perlakuan yaitu rorak yang dibiarkan kosong, rorak yang diberi vegetasi sekunder dan rorak yang diberi biopori dan praktik langsung oleh para petani di Desa Sukamantri.
Kegiatan ini dihadiri para petani dan kelompok wanita tani disekitar Desa Sukamantri. Hasil penyuluhan dan praktek menunjukkan adanya antusias para petani dan kelompok wanita tani untuk mengaplikasikan materi yang telah mereka terima.
Menurut petani ternyata teknologi ini sederhana dan mudah dilakukan. Diharapkan dengan penyuluhan ini akan semakin banyak petani yang mengaplikasikan teknologi ini akan semakin meningkatnya mutu lingkungan hidup sekaligus meningkatkan pendapatan petani. (*/ysp/pojoksatu)