POJOKSATU.id, MILAN – Inter Milan tengah berada dalam periode negatif. Hanya sekali menang dalam delapan pertandingan terakhir di semua kompetisi. Permainan mereka pun monoton. Tak ada alternatif strategi ketika serangannya tak membuahkan hasil.
Tim asuhan Antonio Conte itu baru saja bermain imbang 1-1 lawan Atalanta pada giornata 7 Serie A 2020/21. Itu merupakan hasil imbang ketiga mereka musim ini.
Sejauh ini Inter menempati peringkat ke-7 klasemen sementara Serie A dengan 12 poin. Hasil dari 3 kali menang 3 imbang dan sekali kalah.

Padahal Nerazzurri memiliki skuad yang diyakini harusnya berada di papan atas dan kandidat peraih scudetto musim ini.
Advertisement
Pada tim yang bermarkas di Giuseppe Meazza itu ada pemain sekelas Christian Eriksen, Radja Nainggolan, Ivan Perisic, Alexis Sanchez, hingga Romelu Lukaku.
Kecuali nama terakhir, tiga nama sebelumnya bisa dikatakan minim kontribusi bagi tim. Apalagi Eriksen dan Nainggolan memang jarang dimainkan.
Adalah strategi Conte, yang menerapkan formasi 3-5-2, dinilai jadi biang performa negatif ini. Pelatih dengan gaji tertinggi di Serie A ini ogah mengubah strateginya, meski pemainnya di lapangan mengalami kebuntuan.
Dan hal itu yang jadi sasaran kritik jurnalis Michele Criscitiello.
Dalam editorialnya untuk TuttoMercatoWeb, Criscitiello mengingatkan Conte bahwa mengganti formasi itu bukan dosa.
“Usai menyaksikan babak pertama Atalanta – Inter, saya berpikir akan lebih baik untuk pergi dan menyaksikan ‘Home Alone’ tanpa perlu menunggu Natal. Conte yakin jika mengubah sistem permainannya sama artinya dengan menyampaikan sumpah serapah di dalam gereja ketika Natal,” protes Criscitiello, dikutip Pojoksatu.id dari Nerazzurri Ale.
“Perlu dijelaskan kepadanya jika ia tidak akan dikurung di penjara San Vittore jika ia meninggalkan 3-5-2 yang memuakkan dan tak berguna ini,” lanjutnya.

“Untuk gaya yang ada dalam benak Antonio, ia membutuhkan pemain seperti Cafu. Juga jangan lupakan ia memiliki Eriksen di skuatnya. Apa kesalahan yang dilakukan pemain ini? Tidak ada. Saya jelaskan kepada kalian jika gelandang Demark ini satu-satunya pemain berkualitas yang Inter miliki di tim, namun bagi Conte, kualitas adalah tragedi,” pungkas Criscitiello.
Conte dan pasuaknnya tentu masih punya cukup banyak waktu untuk segera bangkit dan memperbaiki performa di lapangan.
Setelah jeda internasional, mereka akan menjamu Torino pada giornata 8 Serie A, sebelum meladeni Real Madrid di Giuseppe Meazza dalam lanjutan penyisihan Grup B Liga Champions.
Jika gagal memang apalagi sampai kalah dari Los Blancos, peluang Inter lolos ke babak berikutnya akan sangat berat. Kemungkinan besar terlempar ke ‘Liga Malam Jumat’ atau Liga Europa.
Download aplikasi PojokSatu.id, klik di sini
Belanja frozen food terbaik dan murah hanya ada di BozzFoods. Klik www.bozzfoods.com
(fat/pojoksatu)