Pembongkaran Plaza Bogor Membuat Resah Pedagang

Plaza Bogor, Jalan Suryakencana, Kota Bogor

POJOKSATU.id, Bogor – Rencana pembongkaran Plaza Bogor yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor membuat resah para pedagang.


Meski demikian, para pedagang tetap akan menerima rencana pemerintah Kota Bogor untuk membongkar Plaza Bogor.

Namun sebelum dibongkar, menuntut Wali Kota Bogor Bima Arya dapat merealisasikan dua permintaan pedagang, sebelum pembongkaran atau pemagaran dilakukan jajaran Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor.

“Jadi yang utama keterbukaan lah dan penampungan, saya rasa yang penting itu,” kata salah satu pedagang Plaza Bogor, Anton Subur saat ditemui wartawan.


Sebab, menurut pria yang mengaku sudah berjualan 48 tahun di Plaza Bogor, tidak ada salahnya kan sebelum pengerjaan pembangunan dilaksanakan, dilakukan pengumuman terlebih dahulu kepada publik. Baik itu jangka waktu pengerjaan dan sebagainya.

“Kalau misalkan ada pekerjaan renovasi, tolong diberitahukan renovasinya sejauh apa dan berapa lama pelaksanaan pekerjaannya?. Transparan lah mau dibikin apa,” ucap dia.

Kemudian untuk penampungan, para pedagang Plaza Bogor ini diarahkan untuk pindah ke Pasar Sukasari, Jambu Dua hingga ke Blok F Pasar Kebon Kembang, namun realitanya sampai saat ini tidak ada tindaklanjutnya.

“Kita digiring (pindah) ke Sukasari, tapi tidak ada sampai sekarang (lokasi penampungannya). Kalau Kebon Kembang, kita belum jelas, katanya tidak gratis, harusnya kan gratis,” imbuh dia.

“Dan sebenarnya tidak usah jauh-jauh, kenapa kejauhan, (bisa dipindahkan) misalnya ke Pedati atau Lawang Seketeng,” lanjut Anton Subur.

Atas itu, pedagang sepatu dan sandal ini mengungkapkan, pedagang Plaza Bogor meminta ke Wali Kota Bogor Bima Arya bersama jajaran, untuk memenuhi kedua tuntutan pedagang sebelum melakukan pembongkaran.

“Sebelum dilakukan penuhi itu dulu saja. Saya khawatir dan kita tidak bisa menduga ya hati orang, (karena persoalan ini) menimbulkan kekecewaan, nanti takutnya berakibat lebih luas, ada demo atau apa, saya gak tau pasti ya, takutnya begitu,” ujar Anton Subur.

Hal senada diungkapkan pedagang Plaza Bogor lainnya, Sunaryo. Dijelaskan dia, sebenarnya menyangkut rencana pembongkaran, pemagaran dan sebagainya ini, para pedagang terus terang tidak ada masalah.

Hanya, yang dipermasalahkan, jangan sampai nanti pemagaran dan penutupan dilakukan, tetapi investor, izin pengembangan dan lain sebagainya tidak ada sama sekali.

Sehingga, muncul rasa takut dan kegelisahan, pembangunan ini mangkrak dan sebagainya. Dan berdampak merugikan semua pihak.

“Jangan sampai terjadi seperti itu karena kalau terjadi sampai itu semuanya akan rugi, nah kalau semua rugi mereka akan terjun bebas menjadi kaki lima yang barang kali lebih riuh lagi,” kata pria yang mengaku sudah berjualan 28 tahun di Plaza Bogor.

“Jadi saya mohon, karena apa, kalau toko ini anak buahnya 4-5 orang, itu berapa ratus toko, akhirnya berapa ratus (bisa jadi) pengangguran,” harap dia.

“Karena ini menyangkut masalah hidup dan gak main-main, harus dipertimbangkan dengan amat samat baik, kejernihan hati dan pemikiran pola yang begitu cantik untuk semua saling menguntungkan,” lanjut pedagang sandal dan sepatu itu.

Diakui Sunaryo, belum terwujudnya dua hal ini, jadi penyebab para pedagang belum mau mengosongkan Plaza Bogor hingga saat ini.

Atas itu, pihaknya meminta Wali Kota Bogor Bima Arya bersama jajaran dapat mewujudkan permintaan pedagang yang sudah puluhan tahun mencari nafkah di Plaza Bogor.

“Jadi saya mohon, mohon semohon-mohonya sama bapak wali kota supaya menyangkut masalah ini harus dipertimbangkan. Kami memohon supaya semua ini bijak lah,” harap dia.

“Karena walaupun bagaimana, kalau ini langsung dalam arti dibongkar, nanti efeknya kurang bagus, karena (pedagang) semua ini punya (hak) untuk protes atau demo, kami sendiri punya rumah di DPRD atau wali kota, ini perlu perlindungan untuk hidup kami juga supaya semua ada kesepakatan di dalam itu,” tandas dia.

Diketahui, Perumda PPJ Kota Bogor berencana bakal melakukan pemagaran di Plaza Bogor pada awal Juni 2023. Pemagaran ini disebut sebagai tahap awal dalam rencana pembongkaran Plaza Bogor.

Direktur Utama Perumda PPJ, Muzakkir memperkirakan, proses pemagaran tersebut berlangsung pada tanggal 1 atau 2 Juni 2023.

“Pemagaran akan dilakukan sekaligus pengosongan pedagang. Setelah semua keluar baru kami bongkar,” kata Muzakkir.

Data terakhirnya menunjukkan, ada sekira 90 pedagang yang masih berjualan di pusat perbelanjaan legendaris itu. Muzakkir mengklaim, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kembali pada pedagang mengenai rencana itu.

“Selama belum pemagaran masih kita biarkan. Mereka beralasan menunggu sampai hari terakhir batas maksimalnya pemagaran. Kalau sudah pemagaran tidak boleh aktivitas,” ucap Muzakkir.

Pihaknya pun akan segera menghentikan fasilitas-fasilitas Plaza Bogor seperti eskalator dan aliran air. Perumda PPJ juga sudah bersurat dengan PLN untuk mencabut utilitasnya.

Pemagaran hanya dilakukan di sekitar Plaza Bogor di batas tanah milik Perumda PPJ tanpa mengambil jatah jalan kendaraan. Akses kendaraan akan sedikit terdampak saat proses pengangkutan pembongkaran. Namun, Muzakkir berjanji tidak akan melakukan pekerjaan tersebut di jam sibuk aktifitas.

Wali Kota Bogor, Bima Arya menjelaskan revitalisasi Plaza Bogor menjadi upaya Pemkot memindahkan pasar dari pusat kota ke pinggir kota. Bima menilai selama ini banyak persoalan yang ditimbulkan dari adanya pasar tradisional di pusat kota.

“Terlalu banyak persoalan pasar tradisional di pusat kota. Macetnya, kotor, sampah, preman, pungli. Sedangkan yang belanja orang luar, yang jualan orang luar, kita kebagian negatifnya saja,” tegas Bima.

New Plaza Bogor ke depan akan menyatu dengan bangunan Pasar Bogor yang juga akan direvitalisasi. New Plaza Bogor akan diisi dengan gedung parkir berkapasitas 1500 mobil dan 2000 motor, pusat kuliner, pasar temaik, hotel, akses ke Kebun Raya Bogor (KRB), dan masjid.

(Adi Wirman)