Siswa SMA Insan Cendikia Dituduh Mencuri lalu Dianiaya Hingga Patah Tulang

Ilustrasi

POJOKSATU.id – Seorang siswa SMA Insan Cendikia, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan 8 orang lantaran dituduk melakukan pencurian di asrama sekolah.


“Awalnya memang terjadi beberapa kali pencurian uang siswa SMP dan SMA di semester dua tahun 2023. Korban sedang tidur, didatangi rekannya,” kata Fachrurrozi.

Korban dituduh melakukan aksi pencurian bersama seorang murid lainnya yang lebih dahulu dituding. Karena tidak merasa mencuri, korban terus bertahan dari tudingan yang dilontarkan.

“Anak saya sempat mengubah jawaban karena ketakukan akan dipukul, dibentak. Dia dipukul di sekitar perut. Akhirnya dia mengaku mencuri,” kata Fachrurrozi.


Setelah terpaksa mengaku mencuri, korban justru mendapat kekerasan secara bergantian dari 8 orang rekannya. Hingga akhirnya, kejadian yang dialami korban diketahui orang tua, saat mengunjungi asrama keesokan harinya.

“Bekas penganiayaan ditemukan ibunya karena ada lebam besar di mata kiri. Setelah ditanya, dia mengaku sudah dianiaya,” jelasnya.

Dari kasus tersebut, sempat dilakukan mediasi antara pihak sekolah, orang tua dan lainnya. Tetapi, tidak menemukan titik terang dan kasus itu dilaporkan ke Polsek Babakan Madang pada 1 Maret 2023.

“Kondisi terakhir, korban ditemukan bagian tulang hidung patah pada saat rontgen di rumah sakit 27 Maret 2023 karena korban merasakan keluhan dan visualisasi hidung terlihat bengkok,” tuturnya.

Sementara Kasi Humas Polres Bogor, Iptu Desi Triana membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan tersebut di Polsek Babakan Madang. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

“Betul. Info penjelasan dari Panit Reskrim (Polsek), berawal di sekolah asrama tersebut banyak barang-barang yang hilang juga uang. Nah dicurigai si korban itu nah pada akhirnya si korban lah yang tertuduh sedangkan untuk pembuktiannya pun masih dalam proses penyelidikan,” ucap Desi dikonfirmasi.

Terpisah, Kepala Sekolah SMA Insan Cendekia Alfian Adi mengakui adanya kasus tersebut yang terjadi di antara para muridnya. Kasus itu memang bermula dari kecurigaan dari teman-temannya kepada korban.

“Saya termasuk yang menangani dari awal permasalahan itu. Kejadian itu sudah cukup lama, yaitu di 18 Februari. Anak-anak itu pada malam hari mencurigai, kalau di situ (berita) dianiaya karena mencuri sejumlah uang teman-temannya. Terjadilah istilahnya berkelahi di asrama,” kata Alfian, kepada wartawan.

Dalam kasus ini, pihak sekolah memang sudah melakukan mediasi antar orang tua dengan melibatkan KPAD Kabupaten Bogor. Dalam mediasi itu tidak mendapat titik temu yang diharapkan.

“Kami mengundang itu hari Selasa tanggal 21 Februari. Kami undang kedua belah pihak, mau kami selesaikan. Karena permasalahan ini di anak, itu perkelahian asal-muasalnya seperti apa,” bebernya.

Dalam kasus ini, pihak sekolah telah melakukan upaya mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak. Di samping itu, terkait dugaan penganiayaan itu tetap tidak dibenarkan oleh sekolah dan murid yang terlibat diberikan sanksi untuk dibina tetapi tidak dikeluarkan.

“Bagaimanapun alasannya itu kan melakukan pemukulan salah, itu sudah kita bina. Saat ini sedang menjalani pembinaan,” tutupnya.

(Rishad Noviansyah)