Pentingnya Rehabilitasi untuk Korban Napza di Kota Bogor

Pusat rehabilitasi Napza di Kota Bogor.

POJOKSATU.id – Rumah Sakit Marzuki Mahdi Kota Bogor telah menangani penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor.


Rumah Sakit Marzuki Mahdi kini mencatat sekitar 60 pasien yang masuk dalam penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor pada 2022 ini.

Bahkan dari 60 pasien yang masuk dalam penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor, salah satunya ada bocah usia sekolah dasar.

Dari informasi yang dihimpun, bocah tersebut merupakan anak jalanan yang melakukan penyalahgunaan dengan cara mengisap lem aibon.


“Usianya 12 tahun, mereka anak jalanan yang mengisap lem. Karena menurut mereka mungkin biaya tidak mahal,” kata Andry Roy, Perawat RSMM di ruang instalasi Pemulihan Ketergantungan Napza, Senin (19/12/2022)

Beda dengan sabu dan putau, lanjut Andry, karena obat yang lain itu tergolong biasa dijual dengan harga yang sangat mahal.

“Trennya lebih banyak obat-obatan seperti Tramadol dan eximer. Obat ini bebas beredar, tapi dampak sama menimbulkan kecanduan itu sendiri,” ucap Andry.

Andry juga menjelaskan tahun ini RSMM menerima pasien penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor lebih sedikit.

Dia membeberkan, alasannya pandemi yang membuat rumah sakit membatasi kapasitas tempat tidur yang tadinya 60 menjadi 30, untuk menangani penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor.

“Kemenkes akan menjamin biaya rehabilitasi tiga bulan dengan catatan punya BPJS PBI. Di luar itu bayar sendiri. Dulu waktu tahun 2018-2019 itu sampai 300 pasien, karena tidak ada pembatasan PBI ini,” tandas Andry.

Sementara itu, BNNK Bogor, melihat ada kecenderungan banyak dilakukan orang-orang usia produktif antara 15-64 tahun.

Kepala BNNK Bogor, AKBP Renny Puspita mengungkapkan, penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor dapat dilakukan dengan penguatan peran orang rua dalam keluarga untuk membimbing anak usia remaha dengan baik.

“Karena kebanyakan yang terjerumus ke narkoba itu, dari pergaulan yang cenderung mengikuti zaman, semakin membuat remaha rentan dalam penyalahgunaan narkoba,” kata Renny.

Renny mengungkapkan, dalam penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor, dapat disembuhkan dengan beberapa cara tergantung tingkat keparahan penggunaan narkoba. Yakni rawat jalan dan rawat inap.

Kata dia, BNNK Bogor, terus menyosialisasikan penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor, baik di sekolah-sekolah, secara daring, maupun tatap muka.

“Karena itu itu tadi, peredaran narkoba banyak ditemukan di kalangan remaja atau usia-usia produktif. Jadi pengenalan bahaya narkoba dilakukan sejak usia dini sesuai instruksi pimpinan BNN,” jelas Renny.

Renny pun memastikan, dalam proses rehabilitasi pengguna narkoba tidak dipungut biaya sama sekali.

“Proses rehabilitasi di pusat rehabilitasi untuk penanggulangan peredaran dan penyalahgunaan Napza di Kota Bogor milik pemerintah, tidak dipungut biaya,” tegasnya.