POJOKSATU.id, KABUPATEN BEKASI – Produksi sampah di Kabupaten Bekasi mencapai 2.800 ton per hari. Akan tetapi, jumlah sampah yang dapat terangkut ke tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) hanya sepertiganya.
Tiap hari sebanyak 600 sampai 800 ton sampah dibuang ke TPAS Burangkeng di Kecamatan Setu. Kondisi TPAS itu sudah kepenuhan muat (overload) sehingga sering terjadi longsor.
Untuk mengtasi hal tersebut, Penjabat Bupati Bekasi menyiapkan sejumlah strategi tahun ini.
Pertama, tentu menambah kapasitas TPAS Burangkeng. Tahun ini Pemkab Bekasi sudah menganggarkan perluasan 2 hektare.
BACA JUGA: Setiap Hari 500 Ton Sampah di Kota Bekasi Tidak Terangkut
Bupati juga sedang mencari investor yang dapat mengolah sampah TPAS Burangkeng menjadi energi listrik.
Solusi lain adalah mengandalkan instalasi pengolahan sampah di luar pemerintahan seperti pabrik daur ulang botol plastik di Greenland International Industrial Center di Kota Deltamas, Cikarang Pusat.
“Ya, sehingga nanti, khusus untuk sampah botol plastik, tidak ada yang masuk ke TPAS Burangkeng, itu lumayan bisa mengurangi beban kita dalam pengelolaan sampah,” tutur Dani.
BACA JUGA: Ketua DPRD Wacanakan Kenaikan Nilai Uang Kompensasi Bau TPAS Burangkeng
Pabrik tersebut, kata Dani, sudah menjalin kerja sama dengan 300 bank sampah di Kabupaten Bekasi.
Sementara ini, baru 50 bank sampah yang dapat menyuplai botol plastik. Pekerjaan rumah bagi bank sampah lain adalah meningkatkan produktivitasnya.
Selain itu, Pemkab Bekasi dan Hyundai bekerja sama membuat TPS 3-R yang juga diharapkan dapat mengurangi volume sampah ke TPAS Burangkeng. (surya/radarbekasi.id/andi saddam/pojoksatu.id)