Sampah di Pasar Induk Cibitung Bermasalah Gara-Gara TPAS Burangkeng

Sampah Pasar Induk Cibitung Menumpuk, Para Pedagang Cium Aroma Tak Sedap
Tumpukan sampah di Pasar Induk Cibitung, Kamis, 17 November 2022. Foto: Ariesant/Radar Bekasi

POJOKSATU.id, BEKASI – Pedagang dan pembeli harus ekstra sabar ketika berada di Pasar Induk Cibitung. Karena, tumpukan sampah membuat aroma tidak sedap terhirup lebih kuat.


Kepala UPTD Pasar Induk Cibitung, Endang Sukarya, menjelaskan sampah di pasar ini sebenarnya setiap hari selalu diangkut ke TPAS Burangkeng.

Penumpukan sampah tersebut itu terjadi lantaran pihak UPTD Pengelolaan Sampah Akhir yang mengelola TPAS Burangkeng sempat libur 3 hari.

TPAS Burangkeng sempat libur lantaran volume sampah yang tinggi. Dari 3 zona sampah yang aktif, hanya 1 yang kini tersisa untuk membuang sampah.


BACA JUGA: Sampah Pasar Induk Cibitung Menumpuk, Para Pedagang Cium Aroma Tak Sedap

Hal itu menimbulkan antrean truk sampah selalu panjang di TPAS Burangkeng belakangan ini. Penyebabnya karena longsor sampah yang terjadi berulang kali.

“Sampah di Pasar Cibitung dalam sehari 18-20 truk. Dengan asumsi setiap truknya 4 sampai 5 ton. Bisa dihitung kalau sehari 18 sampai 20 truk, misalkan nggak diangkut tiga hari, itu yang membuat penumpukan sampah,” tutur dia.

Dengan sekira hingga 20 truk mengankut sampah dalam sehari sudah cukup untuk mengatasi sampah harian Pasar Induk Cibitung.

Tapi, untuk tumpukan sampah itu tetap tidak tersentuh. Apalagi setiap Minggu truk pengangkut sampah tidak beroperasi, sementara pasar terus beroperasi.

“Saya sudah berkoordinasi dengan pihak TPA Burangkeng, meminta waktu lembur untuk membuang sampah. Misalkan dari pagi sampai malam, karena mau kami habiskan sampah yang ada di Pasar Induk Cibitung ini,” tutur dia.

“Lagi, lagi pihak TPA tidak bisa memberikan waktu, dengan alasan alatnya kurang, zonanya juga belum dirapikan,” sambung Endang.

Endang mengaku mendapat desakan dari para pedagang agar tumpukan sampah itu segera diatasi.

“Saya berharap bisa diberikan waktu lembur untuk mengangkut seluruh sampah ke TPA Burangkeng. Kan tidak bisa buang seenaknya, misalkan di CBL maupun tempat lainnya,” demikian kata dia. (Karsim/Radar Bekasi)